Rabu, 19 November 2025


Satu kilogram garam grosok, saat ini hanya dihargai Rp 400. Padahal sebelumnya mampu menembus di angka Rp 3.000 per kilogramnya.

Akibatnya, para produsen garam kini semakin resan dan hanya menimbun hasil produksinya. Anjloknya harga garam ini disinyalir lantaran membanjirnya garam impor, sehingga merusak harga garam lokal.

Sunawi, petani yang juga pemilik pengolahan garam konsumsi di Desa Genengmulyo, Kecamatan Juwana, Pati mengatakan, sejak adanya garam impor dari Australia, garam petani lokal harganya menurun drastis.

"Di Pati ada juga pabrik garam impor dari Australia. Garam petani lokal tidak diserap. Harganya menurun drastis," katanya, Rabu (4/9/2019).

Dia juga mengatakan terkait perbedaan garam lokal dengan impor. Menurutnya, kualitas garam impor dari Australia memang lebih bagus apabila dibandingkan dengan garam lokal.

"Kalau untuk konsumsi, garam Australia memang cukup dengan diselep sudah bisa. Tapi kalau garam lokal, prosesnya diselep, setelah itu dioven baru bisa dicetak dan dikonsumsi. Prosesnya lebih panjang," ungkapnya.Dirinya berharap agar pemerintah dapat menyerap garam rakyat. Mengingat, stok di Kabupaten Pati sendiri masih sangat melimpah."Harapan kami setidaknya garam rakyat dapat dibeli pemerintah. Jangan ada lagi garam impor, terutama garam konsumsi," pungkasnya. Reporter: Cholis AnwarEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler