Rabu, 19 November 2025


Di Desa Sukolilo, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, peringatan Maulid Nabi disambut dengan berbeda, yakni dengan Tradisi Meron, seperti yang digelar Senin (11/11/2019) hari ini. Tradisi ini digelar dengan mengarak gunungan dan ronce keliling desa.

Kepala Desa Sukolilo Muhammad Jumaedi mengatakan, Sukolilo masih mempunyai garis keturunan dengan Keraton Surakarta. Jika di Surakarta peringatan Maulid Nabi dilakukan dengan tradisi Sekaten, maka di Sukolilo ini dengan tradisi Meron.

Menurutnya, kedua tradisi tersebut tidak jauh berbeda. Hanya saja, karena Sekaten sudah digunakan di Sukarakarta, maka di Sukolilo mengambil nama yang berbeda.

"Ini sudah berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu. Kami hanya tinggal meneruskan saja," katanya, Senin (11/11/2019).

Baca: Gus Yasin Cerita Sejarah Meron di Pati, Ada Kiprah Pendekar Dua Kerajaan

Menurutnya, pelaksanaan Tradisi Meron ini juga sebagai bentuk rasa syukur warga Sukolilo atas limpahan rezeki yang diberikan Tuhan. Sehingga, ada banyak gunungan yang dipersembahkan dari hasil bumi Sukolilo yang ikut diarak.
Menurutnya, pelaksanaan Tradisi Meron ini juga sebagai bentuk rasa syukur warga Sukolilo atas limpahan rezeki yang diberikan Tuhan. Sehingga, ada banyak gunungan yang dipersembahkan dari hasil bumi Sukolilo yang ikut diarak."Ada 14 gunungan yang kami arak. Setelah prosesi ritual, gunungan ini biasanya diperebutkan oleh warga. Mereka juga percaya, nasi gunungan mengandung berkah," ujarnya.Pihaknya berharap, masyarakat bisa terus melestarikan Tradisi Meron ini. Sebab, ini adalah tradisi warisan leluhur dari Kerajaan Surakarta."Semoga setiap tahun kami bisa terus mengadakan tradisi ini. Sehingga, tidak hanya sebatas perayaan, tetapi masyarakat juga lebih mengenal Tradisi Meron," pungkasnya. Reporter: Cholis AnwarEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler