Hal itu akan dilakukan uji laboratorium lambung dan usus untuk mengetahui penyebab kematian macan tutul tersebut.
mengatakan, usia macan tutul yang ditemukan di Dukuh, Prigi, Desa Plukaran, Kecamatan Gembong, Pati itu usianya 1,5 tahun. Jenis kelaminnya sendiri adalah jantan.
"Identitas macan tersebut kami ketahui setelah kami lakukan pemeriksaan bersama dengan Drh. Hndrik dari Semarang Zoo menggunakan rontgen (sinar X ray)," katanya, Rabu (15/1/2020).
Dia menambahkan, dari pemeriksaan menggunakan Sinar X Ray di Klinik Hewan Griya Satwa Lestari menyatakan, tidak ditemukan adanya proyektil. Selain itu juga tidak ditemukan benda asing maupun luka baru pada macan tutul tersebut.
"Struktur tulang macan tutul Jawa itu juga tidak mengalami perubahan," ujarnya.Lebih lanjut ia menjelaskan, saat ditemukan, kondisi anus macan itu berdarah. Dugaan sementara, penyebab kemtian macan itu lantaran kondisi cuaca ekstrem."Namun untuk kepastiannya, kita tunggu hasil lab lambung dan usus (pada bangkai macan tutul itu)," pungkasnya. Reporter: Cholis AnwarEditor: Ali Muntoha
MURIANEWS, Semarang - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah (Jateng) saat ini tengah membawa bangkai macan tutul Jawa (Panthera Pardus Melas) di Departemen Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Surabaya.
Hal itu akan dilakukan uji laboratorium lambung dan usus untuk mengetahui penyebab kematian macan tutul tersebut.
Kepala BKSDA Jateng Darmanto kepada
MURIANEWS mengatakan, usia macan tutul yang ditemukan di Dukuh, Prigi, Desa Plukaran, Kecamatan Gembong, Pati itu usianya 1,5 tahun. Jenis kelaminnya sendiri adalah jantan.
"Identitas macan tersebut kami ketahui setelah kami lakukan pemeriksaan bersama dengan Drh. Hndrik dari Semarang Zoo menggunakan rontgen (sinar X ray)," katanya, Rabu (15/1/2020).
Baca: Macan Tutul Ditemukan Mati di Plukaran Pati
Dia menambahkan, dari pemeriksaan menggunakan Sinar X Ray di Klinik Hewan Griya Satwa Lestari menyatakan, tidak ditemukan adanya proyektil. Selain itu juga tidak ditemukan benda asing maupun luka baru pada macan tutul tersebut.
"Struktur tulang macan tutul Jawa itu juga tidak mengalami perubahan," ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, saat ditemukan, kondisi anus macan itu berdarah. Dugaan sementara, penyebab kemtian macan itu lantaran kondisi cuaca ekstrem.
"Namun untuk kepastiannya, kita tunggu hasil lab lambung dan usus (pada bangkai macan tutul itu)," pungkasnya.
Reporter: Cholis Anwar
Editor: Ali Muntoha