Jumat, 21 November 2025


Bahkan, rencana itu dinilai sangat tidak memihak kepada UMKM. Pasalnya, pemerintah sebelumnya sudah mendorong pelaku UMKM untuk mengembangkan usaha. Tetapi jika subsidi gas melon dicabut, hal itu dinilai akan memperpuruk UMKM.

Hal itu sebagaimana yang dikeluhkan olah salah satu penjual soto di Kabupaten Pati Adi Astuti. Dia mengaku sangat tidak setuju apabila subsidi gas melon dicabut. Sebab, pengeluarannya tentu akan bertambah.

"Bayangkan, untuk satu tabung gas melon itu hanya cukup untuk dua hari. Kalau harganya sampai Rp 35.000, pengeluaran per bulan untuk pembelian gas saja sudah bertambah," katanya, Sabtu (18/1/2020).

Risikonya, lanjut Astuti, apabila harga soto dinaikkan, tentu banyak pelanggan yang komplain. Sehingga, pihaknya hanya menerima nasib. Apalagi, apabila memasak menggunakan kayu bakar, tentu sangat tidak efektif.

"Intinya, kami ini meminta agar pemerintah tidak mencabut subsidi gas melon. Karena saat ini UMKM kuliner, semuanya menggunakan gas melon itu," tegasnya.

Baca: Subsidi Gas Melon Dicabut, Warga Miskin di Pati Menjerit
Baca: Subsidi Gas Melon Dicabut, Warga Miskin di Pati MenjeritSementara Muryati, salah satu penjual makanan juga mengeluhkan hal yang sama. Bahkan dirinya meminta agar pemerintah lebih memperhatikan masyarakat kecil.Sebab, dengan pencabutan subsidi gas melon itu, imbasnya akan sangat luas. Apalagi elpiji 3 kg sudah menjadi kebutuhan dapur yang harus ada."Kami sepakat agar subsidi gas melon tidak dicabut. Kasihan rakyat kecil dan pelaku kuliner, bisa-bisa pengeluarannya bertambah, pemasukan berkurang," pungkasnya. Reporter: Cholis AnwarEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler