Rabu, 19 November 2025


Ketua Panitia Kirab Kyai Heppy Irianto mengatakan, tujuan utama dari kirab ini adalah mengajarkan masyarakat untuk lebih toleransi. Hal itu ditunjukkan dengan penampilan berbagai bentuk budaya dalam kirab tersebut.

"Sehingga dengan ini masyarakat lebih memahami makna toleransi yang tidak lain adalah untuk kejayaan NKRI," katanya, Sabtu (25/1/2020).

Untuk kirab sendiri, dia mengaku diikuti oleh 22 kontingen dari berbagai wilayah. Bahkan pondok pesantren maupun tokoh lintas agama juga turut serta mengikuti kirab ini.

"Harapan kami, semoga dengan peringatan tahun baru imlek ini, Kabupaten Pati semakin maju, sejahtera dan tetap berada dalam garis toleransi," harapnya.

[caption id="attachment_181182" align="alignnone" width="1280"] Barongsai mewarnai kirab Patung dewa di Pati. (MURIANEWS/Cholis Anwar)[/caption]

Sementara Bupati Pati Haryanto mengatakan, berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperingari Imlek ini merupakan wujud kepedulian warga Tionghoa. Selain itu, kirab ini juga bentuk syukur masyarakat Tionghoa yang tengah merayakan tahun baru Imlek.

Apalagi, dalam peringatan kali ini ada pawai budaya yang diikuti oleh berbagai elemen. Hal itu menunjukkan kebersamaan antara umat beragama."Kebersamaan dan kerukunan ini untuk saling menjaga satu dengan yang lainnya. Sehingga nanti bisa bersatu padu," ungkapnya.Haryanto juga meminta agar kebersamaan dan keguyuban tersebut dapat dijaga, agar Pati tetap kondusif. Apalagi, kirab budaya juga merupakan bentuk nguri-uri kebudayaan."Mudah mudahan dengan tahun baru Imlek ini, Allah memberikan keberkahan kepada kita semua. Semoga tetap sukses, tetap damai, tetap aman, tetap sejahtera," tutupnya. Reporter: Cholis AnwarEditor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler