Kenalkan Batik, SD di Pati Ini Masukkan Kurikulum Esktrakurikuler Membatik
Cholis Anwar
Kamis, 30 Januari 2020 11:45:28
Seperti di SD Rajawali yang terletak di Desa Juwana, Kecamatan Juwana, Pati turut menggagas ekstrakurikuler membatik. Uniknya, bukan sembarang batik yang diusung dalam pendidikan karakter, tetapi Batik Bakaran yang menjadi salah satu komoditi unggulan di Pati.
Sri Rejeki, Kepala Sekolah SD Rajawali mengatakan, kegiatan yang digelar dua kali setiap pekannya ini mengajak anak didiknya membuat Batik Bakaran. Dalam membatik, mereka diajarkan bagaimana proses membuat batik.
“Sementara ini kami hanya melibatkan siswa kelas IV, V, dan VI. Namun tidak menutup kemungkinan kami juga akan mengajak kelas lain," katanya, Kamis (30/1/2020).
Para siswa ini dibekali proses pembuatan batik dari mulai dari membuat pola di atas kain hingga proses akhir yakni pelorodan.
"Proses pembuatan batik dari pembuatan pola di atas kain, kemudian mencanting, proses pewarnaan kemudian juga pelorodan,” jelasnya.
"Proses pembuatan batik dari pembuatan pola di atas kain, kemudian mencanting, proses pewarnaan kemudian juga pelorodan,” jelasnya.Dia menyebut, membatik memang menjadi ciri khusus dari SD yang ia ampu. Tujuannya sendiri untuk menumbuhkan rasa cinta anak didiknya untuk turut melestarikan budaya daerah yang telah diakui United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).“Guna mengembangkan rasa cinta anak-anak cinta budaya daerah. Apalagi Juwana ini merupakan pusat batik di Kabupaten Pati yang terkenal dengan Batik Bakarannya,” ungkapnya. Reporter: Cholis AnwarEditor: Supriyadi
MURIANEWS, Pati - Khazanah nusantara terutama membatik saat ini banyak digandrungi oleh masyarakat. Bahkan tradisi membatik itu juga mulai dikenalkan pada anak-anak melalui ekstrakurikuler dalam sekolahan.
Seperti di SD Rajawali yang terletak di Desa Juwana, Kecamatan Juwana, Pati turut menggagas ekstrakurikuler membatik. Uniknya, bukan sembarang batik yang diusung dalam pendidikan karakter, tetapi Batik Bakaran yang menjadi salah satu komoditi unggulan di Pati.
Sri Rejeki, Kepala Sekolah SD Rajawali mengatakan, kegiatan yang digelar dua kali setiap pekannya ini mengajak anak didiknya membuat Batik Bakaran. Dalam membatik, mereka diajarkan bagaimana proses membuat batik.
“Sementara ini kami hanya melibatkan siswa kelas IV, V, dan VI. Namun tidak menutup kemungkinan kami juga akan mengajak kelas lain," katanya, Kamis (30/1/2020).
Para siswa ini dibekali proses pembuatan batik dari mulai dari membuat pola di atas kain hingga proses akhir yakni pelorodan.
"Proses pembuatan batik dari pembuatan pola di atas kain, kemudian mencanting, proses pewarnaan kemudian juga pelorodan,” jelasnya.
Dia menyebut, membatik memang menjadi ciri khusus dari SD yang ia ampu. Tujuannya sendiri untuk menumbuhkan rasa cinta anak didiknya untuk turut melestarikan budaya daerah yang telah diakui United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
“Guna mengembangkan rasa cinta anak-anak cinta budaya daerah. Apalagi Juwana ini merupakan pusat batik di Kabupaten Pati yang terkenal dengan Batik Bakarannya,” ungkapnya.
Reporter: Cholis Anwar
Editor: Supriyadi