Terdengar Suara Gemuruh, Tanah Belakang Rumah Warga Winong Pati Longsor 10 Meter
Cholis Anwar
Minggu, 2 Februari 2020 12:23:23
Beruntung rumahnya tak ikut terseret longsoran. Dan tak ada korban jiwa pada peristiwa ini.
Longsor yang terjadi cukup besar. Tak tanggung, tanah yang longsor mencapai 10 meter dengan kedalaman lima meter. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah itu.
Camat Winong Suharyanto mengatakan, bencana longsor itu terjadi sekitar pukul 05.00 WIB. Pada saat itu korban sedang melaksanakan salat Subuh di rumahnya.
Tak lama kemudian, korban mendengar ada suara gemuruh seperti tanah longsor. Usai salat, Kusmin pun kemudian mengecek sumber suara tersebut.
Benar saja, bangunan pondasi penahan tanah bagian belakang rumah ternyata longsor. Padahal, Kusmin baru saja membangun pondasi itu sekitar lima bulan lalu.
"Mungkin tidak kuat menahan rembesan air, sehingga terjadi longsor," katanya, Minggu (2/2/2020).Atas musibah itu, kerugian yang dialami korban mencapai Rp 60 juta. Korban pun langsung menghubungi kepala desa setempat untuk meminta bantuan."Korban sudah kami imbau agar mengungsi untuk sementara waktu. Mengingat kerawanan longsor susulan masih bisa terjadi," terangnya. Reporter: Cholis AnwarEditor: Ali Muntoha
MURIANEWS, Pati - Diduga tak kuasa menahan rembesan air hujan, tanah belakang rumah milik Kusmin (60) warga Desa Pohgading, Kecamatan Winong, Pati terjadi longsor.
Beruntung rumahnya tak ikut terseret longsoran. Dan tak ada korban jiwa pada peristiwa ini.
Longsor yang terjadi cukup besar. Tak tanggung, tanah yang longsor mencapai 10 meter dengan kedalaman lima meter. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah itu.
Camat Winong Suharyanto mengatakan, bencana longsor itu terjadi sekitar pukul 05.00 WIB. Pada saat itu korban sedang melaksanakan salat Subuh di rumahnya.
Tak lama kemudian, korban mendengar ada suara gemuruh seperti tanah longsor. Usai salat, Kusmin pun kemudian mengecek sumber suara tersebut.
Benar saja, bangunan pondasi penahan tanah bagian belakang rumah ternyata longsor. Padahal, Kusmin baru saja membangun pondasi itu sekitar lima bulan lalu.
"Mungkin tidak kuat menahan rembesan air, sehingga terjadi longsor," katanya, Minggu (2/2/2020).
Atas musibah itu, kerugian yang dialami korban mencapai Rp 60 juta. Korban pun langsung menghubungi kepala desa setempat untuk meminta bantuan.
"Korban sudah kami imbau agar mengungsi untuk sementara waktu. Mengingat kerawanan longsor susulan masih bisa terjadi," terangnya.
Reporter: Cholis Anwar
Editor: Ali Muntoha
