Sering Banjir, BBWS Pemali Juana Keruk Sungai Simo Pati
Cholis Anwar
Selasa, 25 Februari 2020 14:57:40
Kepala BBWA Pemali Juana, Ruhban Ruzziyatno mengatakan, untuk pengerukan itu akan dilakukan sepanjang tiga kilometer. Yakni dimulai dari Dukuh Lambangan, Desa Sugiharjo, hingga Dukuh Cangkring, Desa Widorokandang, Kecamatan Pati Kota.
"Ini karena Sungai Simo sudah terjadi sedimentasi, sehingga patut kami keruk. Kedalaman pengerukan sedalam satu meter," katanya saat dikonfirmasi, Selasa (25/2/2020).
Dia menambahkan, pengerukan tersebut bukan bagian dari normalisasi. Itu hanyalah perawatan sungai. Sebab, kalau normalisasi memnag membutuhkan anggaran yang cukup besar.
"Itu (sungai Simo) hanya kami keruk, tidak diperlebar, karena anggarannya cukup untuk pengerukan," terangnya.
Dirinya berharap, dari pengerukan itu nantinya aliran air dapat berjalan lancar. Sehingga air tidak lagi menggenangi jalan pantura.
Dirinya berharap, dari pengerukan itu nantinya aliran air dapat berjalan lancar. Sehingga air tidak lagi menggenangi jalan pantura."Informasi yang kami terima, memang jalur pantura Pati-Juwana, kalau sungai Simo meluap, memang sering tergenang. Kondisi sungai mengalami pendangkalan, sehingga kami harus mengeruknya. Mudah-mudahan setelah ini, aliran air berjalan lancar," tutupnya.Dari pantauan lapangan, pengerukan dilakukan dengan menggunakan alat berat. Sementara tanah hasil pengerukan ditimbun di sebelah utara sungai dan diratakan sepanjang parit. Selain itu, ada banyak sampah berupa ranting pohon yang juga ikut dikeruk. Reporter: Cholis AnwarEditor: Supriyadi
MURIANEWS, Pati - Sedimentasi yang terjadi di sungai Simo, tepatnya di sepanjang sungai jalur pantura Pati-Juwana yang menjadi salah satu penyebab banjir akhirnya dikeruk Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.
Kepala BBWA Pemali Juana, Ruhban Ruzziyatno mengatakan, untuk pengerukan itu akan dilakukan sepanjang tiga kilometer. Yakni dimulai dari Dukuh Lambangan, Desa Sugiharjo, hingga Dukuh Cangkring, Desa Widorokandang, Kecamatan Pati Kota.
"Ini karena Sungai Simo sudah terjadi sedimentasi, sehingga patut kami keruk. Kedalaman pengerukan sedalam satu meter," katanya saat dikonfirmasi, Selasa (25/2/2020).
Dia menambahkan, pengerukan tersebut bukan bagian dari normalisasi. Itu hanyalah perawatan sungai. Sebab, kalau normalisasi memnag membutuhkan anggaran yang cukup besar.
"Itu (sungai Simo) hanya kami keruk, tidak diperlebar, karena anggarannya cukup untuk pengerukan," terangnya.
Dirinya berharap, dari pengerukan itu nantinya aliran air dapat berjalan lancar. Sehingga air tidak lagi menggenangi jalan pantura.
"Informasi yang kami terima, memang jalur pantura Pati-Juwana, kalau sungai Simo meluap, memang sering tergenang. Kondisi sungai mengalami pendangkalan, sehingga kami harus mengeruknya. Mudah-mudahan setelah ini, aliran air berjalan lancar," tutupnya.
Dari pantauan lapangan, pengerukan dilakukan dengan menggunakan alat berat. Sementara tanah hasil pengerukan ditimbun di sebelah utara sungai dan diratakan sepanjang parit. Selain itu, ada banyak sampah berupa ranting pohon yang juga ikut dikeruk.
Reporter: Cholis Anwar
Editor: Supriyadi