Pandemi, Otak-Otak Bandeng Khas Pati Laris Manis
Cholis Anwar
Kamis, 21 Mei 2020 13:17:43
Namun bagi produsen otak-otak bandeng khas Pati, justru mengalami hal yang berbeda. Meski di tengah pandemi, oplah penjualan justru cukup signifikan. Bahkan permintaan dari luar daerah sudah mulai menumpuk sejak bulan Maret lalu.
Produsen otak-otak Bandeng Wawan Hariono yang berada di Desa Kenanti, Kecamatan Dukuhseti mengatakan, di hari biasa, ia hanya mampu memenuhi permintaan pasar sebesar 20 kilogram per hari. Namun, menjelang lebaran ini permintaan meningkat hingga 60 kilogram per hari.
“Permintaan meningkat sebelum puasa kemarin hingga hari ini menjelang lebaran. Permintaan paling banyak datang dari Jakarta, Semarang, Blora, dan Salatiga,” katanya, Kamis (21/5/2020).
Dia juga mengaku, penjualan tidak begitu terpengaruh dengan adanya pandemi ini. Pasalnya, dia lebih memanfaatkan media sosial untuk promosi. Sehingga untuk pendistribusian pesanan lebih banyak menggunakan jasa pengiriman.
“Untuk per ekor otak-otak bandeng ukuran kecil kami menjualnya Rp 10.000, sedangkan untuk yang ukuran besar jualnya Rp 12.000. Kami juga jual paket sekilo isi lima dengan harga Rp 50.000,” terangnya.
“Untuk per ekor otak-otak bandeng ukuran kecil kami menjualnya Rp 10.000, sedangkan untuk yang ukuran besar jualnya Rp 12.000. Kami juga jual paket sekilo isi lima dengan harga Rp 50.000,” terangnya.Dia menyebutkan usaha otak-otak bandeng dan bandeng presto yang digelutinya merupakan usaha turun-temurun yang digeluti keluarganya sejak 94 tahun silam. Sehingga memiliki ramuan rahasia yang tidak dimiliki produsen lainnya di kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani.“Menurut orang-orang yang sudah mencoba, otak-otak bandeng produksi kami lebih enak, gurih karena tanpa campuran karena murni daging bandeng yang dicampur telur ayam dan rempah-rempah khusus,” tutupnya. Reporter: Cholis AnwarEditor: Supriyadi
MURIANEWS, Pati - Berbagai produsen makanan olahan saat ini banyak yang mengeluh lantaran situasi Covid-19 belum juga membaik. Bahkan sebagian di antaranya sudah berada di titik nadir.
Namun bagi produsen otak-otak bandeng khas Pati, justru mengalami hal yang berbeda. Meski di tengah pandemi, oplah penjualan justru cukup signifikan. Bahkan permintaan dari luar daerah sudah mulai menumpuk sejak bulan Maret lalu.
Produsen otak-otak Bandeng Wawan Hariono yang berada di Desa Kenanti, Kecamatan Dukuhseti mengatakan, di hari biasa, ia hanya mampu memenuhi permintaan pasar sebesar 20 kilogram per hari. Namun, menjelang lebaran ini permintaan meningkat hingga 60 kilogram per hari.
“Permintaan meningkat sebelum puasa kemarin hingga hari ini menjelang lebaran. Permintaan paling banyak datang dari Jakarta, Semarang, Blora, dan Salatiga,” katanya, Kamis (21/5/2020).
Dia juga mengaku, penjualan tidak begitu terpengaruh dengan adanya pandemi ini. Pasalnya, dia lebih memanfaatkan media sosial untuk promosi. Sehingga untuk pendistribusian pesanan lebih banyak menggunakan jasa pengiriman.
“Untuk per ekor otak-otak bandeng ukuran kecil kami menjualnya Rp 10.000, sedangkan untuk yang ukuran besar jualnya Rp 12.000. Kami juga jual paket sekilo isi lima dengan harga Rp 50.000,” terangnya.
Dia menyebutkan usaha otak-otak bandeng dan bandeng presto yang digelutinya merupakan usaha turun-temurun yang digeluti keluarganya sejak 94 tahun silam. Sehingga memiliki ramuan rahasia yang tidak dimiliki produsen lainnya di kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani.
“Menurut orang-orang yang sudah mencoba, otak-otak bandeng produksi kami lebih enak, gurih karena tanpa campuran karena murni daging bandeng yang dicampur telur ayam dan rempah-rempah khusus,” tutupnya.
Reporter: Cholis Anwar
Editor: Supriyadi