Ketua GTPP Covid-19 Pati Haryanto mengatakan, Pemkab Pati menyediakan sekira 200 alat
. Yang mengikuti tes tidak hanya pedagang, tetapi juga para pengunjung.
"Ada 10 orang yang reaktif. Semuanya diisolasi di Hotel Safin," katanya.
di Pasar Juwana, Haryanto juga menemukan beberapa pedagang yang masih takut untuk ikut
. Dia pun menegaskan bahwa
yang diadakan secara gratis dan ditujukan untuk melindungi para pedagang.
”Kalau reaktif, sementara jualannya berhenti, isolasi dulu. Isolasi mandiri bisa, kalau mau di Hotel Safin juga bisa, dibiayai pemerintah daerah,” terangnya.
ini merupakan bagian dari persiapan menghadapi New Normal yang akan diterapkan pemerintah.
“Termasuk kebiasaan untuk selalu bermasker, jaga jarak, cuci tangan, paling tidak kita harus punya bekal itu. Kalau tidak diawali dari sekarang, kita tidak tahu. Boleh jadi tempat pelayanan umum akan terdampak," terang Haryanto.Menurutnya, salah satu hal terpenting saat pandemi ini adalah kesadaran untuk memakai masker setiap beraktivitas di luar rumah. Oleh sebab itu, dalam berbagai kesempatan dirinya membagi-bagikan masker pada masyarakat.“Kemarin 25 ribu masker sudah dibagikan pada para pedagang pasar. Ini saya sudah pesan lagi 200 ribu masker. Akan saya bagi pada masyarakat umum. Sekarang ini kita ke mana-mana pakai masker tidak apa-apa," tutupnya. Reporter: Cholis AnwarEditor: Supriyadi
MURIANEWS, Pati - Usai melaksanakan
rapid test di Pasar Puri, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Pati hari ini (3/6/2020) kembali menggelar
rapid test di Pasar Juwana. Setidaknya ada 148 yang mengikuti tes cepat tersebut. Sepuluh di antaranya dinyatakan reaktif.
Ketua GTPP Covid-19 Pati Haryanto mengatakan, Pemkab Pati menyediakan sekira 200 alat
rapid test. Yang mengikuti tes tidak hanya pedagang, tetapi juga para pengunjung.
"Ada 10 orang yang reaktif. Semuanya diisolasi di Hotel Safin," katanya.
Baca: Hasil Rapid Test di Pasar Puri, Dua Orang Dinyatakan Reaktif
Saat meninjau pelaksanaan
rapid test di Pasar Juwana, Haryanto juga menemukan beberapa pedagang yang masih takut untuk ikut
rapid. Dia pun menegaskan bahwa
rapid test yang diadakan secara gratis dan ditujukan untuk melindungi para pedagang.
”Kalau reaktif, sementara jualannya berhenti, isolasi dulu. Isolasi mandiri bisa, kalau mau di Hotel Safin juga bisa, dibiayai pemerintah daerah,” terangnya.
Haryanto juga menyebut, pelaksanaan
rapid test ini merupakan bagian dari persiapan menghadapi New Normal yang akan diterapkan pemerintah.
Baca: Lagi, Tiga Warga Jepara Positif Covid-19, Total Kini 27 Orang
“Termasuk kebiasaan untuk selalu bermasker, jaga jarak, cuci tangan, paling tidak kita harus punya bekal itu. Kalau tidak diawali dari sekarang, kita tidak tahu. Boleh jadi tempat pelayanan umum akan terdampak," terang Haryanto.
Menurutnya, salah satu hal terpenting saat pandemi ini adalah kesadaran untuk memakai masker setiap beraktivitas di luar rumah. Oleh sebab itu, dalam berbagai kesempatan dirinya membagi-bagikan masker pada masyarakat.
“Kemarin 25 ribu masker sudah dibagikan pada para pedagang pasar. Ini saya sudah pesan lagi 200 ribu masker. Akan saya bagi pada masyarakat umum. Sekarang ini kita ke mana-mana pakai masker tidak apa-apa," tutupnya.
Reporter: Cholis Anwar
Editor: Supriyadi