Cerita Pilu Seniman Pati di Masa Pandemi, Jual Barang Rumah Tangga untuk Menyambung Hidup
Cholis Anwar
Rabu, 24 Juni 2020 16:20:04
Itulah yang saat ini dirasakan oleh Wibowo Asmoro salah satu dalang asal Pati. Tidak menutup kemungkinan, hal yang sama juga dirasakan oleh seniman lain.
Asmoro mengaku, selama pandemi Covid-19 ini, dia yang semula seorang seniman, berubah menjadi seorang pedagang. Namun, yang dijual sejumlah peralatan rumah tangga dan transportasi seperti motor milik peribadi.
"Ini sudah sangat parah. Sudah jual TV, motor, dan barang-barang pribadi untuk menyambung hidup," katanya.
Hal itu dilakukan lantaran untuk mencukupi kebutuhan harian. Terlebih lagi pemasukan selama empat bulan ini nyaris tidak ada. Akibatnya, menjual barang pribadi menjadi alternatif untuk menyambung hidup keluarga.
"Bisa dibayangkan, empat bulan tidak ada pemasukan dan harus menafkahi anak istri. Mumet, mas," keluhnya.
Dia menambahkan, dalam perhitungan Jawa, selama bulan syawal, apit hingga besar, seharusnya merupakan lahan panen bagi para seniman. Bahkan dalam satu bulan bisa mendapatkan 30 job.
Tetapi karena sampai saat ini izin pementasan ataupun hiburan tidak dikeluarkan, mutlak tidak ada pendapatan.
Tetapi karena sampai saat ini izin pementasan ataupun hiburan tidak dikeluarkan, mutlak tidak ada pendapatan."Syawal, apit, itu biasanya ada sedekah bumi. Tanggapan wayang, ketoprak pasti ramai. Saat seperti ini lahan seniman itu terbuka. Tapi karena corona ini, semuanya menganggur," jelasnya.Karena alasan itulah, Asmoro bersama seniman yang lain mendesak tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Pati untuk mengeluarkan izin pementasan. Sebab, di daerah lain sudah ada yang mengeluarkan izin tersebut.Bahkan kalaupun pementasan harus sesuai dengan protokol kesehatan, pihaknya sanggup mematuhi hal tersebut. Disamping itu, para seniman juga akan membantu menyosialisasikan kewaspadaan masyarakat terhadap Corona ini."Kalaupun manggung dengan protokol kesehatan, kami semua siap. Yang penting izin dibolehkan. Teman-teman seniman sudah membicarakan hal itu," tutupnya. Reporter: Cholis AnwarEditor: Supriyadi
MURIANEWS, Pati - Empat bulan tidak bisa mangggung, memang cukup menguras kantong. Apalagi, satu-satunya penghasilan adalah dari pementasan. Sementara pekerjaan lain, tidak ada.
Itulah yang saat ini dirasakan oleh Wibowo Asmoro salah satu dalang asal Pati. Tidak menutup kemungkinan, hal yang sama juga dirasakan oleh seniman lain.
Asmoro mengaku, selama pandemi Covid-19 ini, dia yang semula seorang seniman, berubah menjadi seorang pedagang. Namun, yang dijual sejumlah peralatan rumah tangga dan transportasi seperti motor milik peribadi.
"Ini sudah sangat parah. Sudah jual TV, motor, dan barang-barang pribadi untuk menyambung hidup," katanya.
Hal itu dilakukan lantaran untuk mencukupi kebutuhan harian. Terlebih lagi pemasukan selama empat bulan ini nyaris tidak ada. Akibatnya, menjual barang pribadi menjadi alternatif untuk menyambung hidup keluarga.
"Bisa dibayangkan, empat bulan tidak ada pemasukan dan harus menafkahi anak istri. Mumet, mas," keluhnya.
Dia menambahkan, dalam perhitungan Jawa, selama bulan syawal, apit hingga besar, seharusnya merupakan lahan panen bagi para seniman. Bahkan dalam satu bulan bisa mendapatkan 30 job.
Tetapi karena sampai saat ini izin pementasan ataupun hiburan tidak dikeluarkan, mutlak tidak ada pendapatan.
"Syawal, apit, itu biasanya ada sedekah bumi. Tanggapan wayang, ketoprak pasti ramai. Saat seperti ini lahan seniman itu terbuka. Tapi karena corona ini, semuanya menganggur," jelasnya.
Karena alasan itulah, Asmoro bersama seniman yang lain mendesak tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Pati untuk mengeluarkan izin pementasan. Sebab, di daerah lain sudah ada yang mengeluarkan izin tersebut.
Bahkan kalaupun pementasan harus sesuai dengan protokol kesehatan, pihaknya sanggup mematuhi hal tersebut. Disamping itu, para seniman juga akan membantu menyosialisasikan kewaspadaan masyarakat terhadap Corona ini.
"Kalaupun manggung dengan protokol kesehatan, kami semua siap. Yang penting izin dibolehkan. Teman-teman seniman sudah membicarakan hal itu," tutupnya.
Reporter: Cholis Anwar
Editor: Supriyadi