Kamis, 20 November 2025


Hal itu sebagaimana dirasakan oleh Muryati warga Desa Kedungbulus, Kecamatan Gembong yang juga mempunyai industri rumahan pembuatan kasur. Dia mengaku, permintaan masa pandemi ini cukup fantastis.

"Sangat banyak sekali (permintaan kasur). Sampai sampai kita tidak mampu memenuhi semua permintaan itu," terangnya.

Dia menambahkan, permintaan meningkat ini dimulai sejak awal pandemi covid-19. Kemudian pada masa new normal ini, permintaan justru semakin meningkat.

Lebih lanjut, permintaan tidak hanya dari dalam daerah, tetapi banyak juga yang dari luar daeah. Hanya, terkadang dia tidak mampu untuk memenuhi semua permintaan itu.

"Yang paling banyak kasur. Tapi bantal karakter juga banyak permintaan," terangnya.

Diperkirakan, tingginya tingkat penjualan kasur maupun bantal ini lantaran pemerintah sebelumnya mengkampanyekan gerakan di rumah saja selama pandemi. Sehingga, ini dinilai menjadi pengaruh yang cukup signifikan.Dia menambahkan, untuk bahan baku pembuatan kasur maupun bantal tersebut memang bukan dari kapyk, melainkan dari limbah garmen. Sehingga, harganya pun cukup terjangkau dikalangan masyarakat."Seiring dengan banyaknya permintaan ini, semoga ketersediaan bahan bajunya juga melimpah. Sehingga bisa memenuhi semua pembelian," tandasnya. Reporter: Cholis AnwarEditor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler