Kamis, 20 November 2025


Hal itu dirasakan oleh Gunarto, peternak kambing asal Desa Mintobasuki, Kecamatan Gabus. Menurutnya, penurunan tahun ini sangat signifikan.

"Tahun ini paling parah. Sebulan saja, saya hanya bisa menjual paling banyak lima ekor. Padahal sebelum pandemi bisa sampai 20 ekor setiap bulannya," kata Gunatro.

Dia mengaku, selain permintaan pasar yang lesu, harganya pun juga mengalami penurunan. Beruntung, Gunatro menggunakan pakan hasil fermentasi, sehingga biaya peoduksi bisa ditekan.

"Yang miris itu kalau pakan beli maupun mencari rumput sendiri, untungnya tidak seberapa. Belum lagi capek yang didapatkan," imbuhnya.

Lebih lanjut, penjualan sempat ramai pada Idul Adha lalu. Saking banyaknya permintaan, pihaknya sampai memcarikan kambing dari peternak yang lain.
Lebih lanjut, penjualan sempat ramai pada Idul Adha lalu. Saking banyaknya permintaan, pihaknya sampai memcarikan kambing dari peternak yang lain.Namun, setelah itu kondisi penjualan kembali melemah. Bahkan kondisinya lebih parah dari pada sebelum Idul Adha. Meski demikian, pihaknya tetap semangat untuk terus mempromosikan kambing ternaknya. Tentu dengan harapan agar ada pembeli yang datang."Promosi tetap saya lakukan. Kalau tidak promosi, bagimana saya dapat uang. Meakipun laku sedikit, tapi masih ada penghasilan yang bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan," tutupnya. Reporter: Cholis AnwarEditor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler