Rabu, 19 November 2025


Salah seorang petani desa setempat Karmani mengatakan, sebagian besar sawah yang kebanjiran sudah ditanami padi. Hanya, masa tanamnya berbeda-beda. Ada yang baru sepekan ada juga yang sudah tiga pekan.

Menurutnya, banjir tersebut lantaran intensitas hujan tinggi yang turun beberapa hari terakhir. Sehingga membuat sungai airnya meluber hingga masuk ke areal persawahan.

"Selain itu banjir ini juga luapan dari Sungai Juwana. Karena di sebelah utara Sungai Juwana itu kan areal persawahan," katanya, Selasa (3/11/2020).

Terkait kerugian, ia mengakui diperkirakan mencapai ratusan juta. Dengan rincian, untuk biaya peroduksi tanam dalam satu hektarenya menghabiskan ongkos Rp 3 juta. Belum lagi ada padi yang sudah di pupuk.

"Kalau luas yang kebanjiran sekitar 150 hektare, bisa dikalikan Rp 3 juta per hektarnya. Itu di luar yang sudah dilakukan pemupukan," terang Karmani.Pihaknya pun belum bisa memprediksi kapan banjir ini akan berakhir. Apalagi, saat ini baru mulai musim hujan. Selain itu, intensitas hujan juga sedang tinggi. Diperkirakan areal persawahan yang terdampak banjir akan semakin meluas. Reporter: Cholis AnwarEditor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler