Rabu, 19 November 2025


Sekalipun pemupukan sudah dilakukan, tetapi hasilnya tidak menunjukkan adanya tanda peningkatan. Karena itu, petani kemudian banyak yang beralih komoditas.

Salah seorang petani kopi Gembong, Sutrisno mengakui hal tersebut. Belum lama ini pihaknya mengganti tanaman kopi dengan komoditas kencur dan jahe. Menurutnya, dua tanaman empon-empon itu dinilainya tidak begitu terpengaruh musim.

"Ini sudah saya ganti tanaman kencur dan jahe. Karena hasil kopi beberapa tahun ini sudah tidak begitu produktif. Kalaupun masih dipertahankan, pengeluaraan akan lebih banyak di pemupukan," terangnya, Rabu (18/11/2020).

Dia mengaku, tanaman kopi miliknya itu sudah mencapai puluhan tahun. Setiap kali ada yang sudah tidak produktif, maka akan langsung diganti dengan tunas baru. Namun, proses pembuahan membutuhkan waktu cukup lama.

Selain itu, karena tanaman kopi banyak yang sudah tidak produktif, dirinya pun terpaksa melakukan penggantian tanaman. Pemilihan kencur dan jahe lantaran saat ini harganya sedang tinggi.

"Dapat informasi dari teman sesama petani, harga kencur sudah tinggi, jahe juga begitu. Sehingga saya beralih ke tanaman kencur dan jahe. Untuk jahe, proses penanaman maupun perawatan juga lebih mudah, tidak ribet seperti saat panen kopi," jelasnya.Sutrisno menambahkan, petani kopi yang beralih komoditas lain tergolong masih sedikit. Sebab peralihan itu bukan karena faktor mencari keuntungan semata, tetapi juga pengaruh kesuburan tanah dan musim."Kopi paling lama bisa bertahan 20 hingga 25 tahun. Setelah itu harus ada tunas baru lagi. Tapi kalau diganti jahe atau kencur, satu hingga dua tahun kan sudah bisa kita nikmati hasilnya," tutup Sutrisno. Reporter: Cholis AnwarEditor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar