Pembangunan SUTET di Tengah Pemukiman Desa Kedungwinong Pati Ditolak Warga

Cholis Anwar
Kamis, 19 November 2020 16:45:25

MURIANEWS, Pati - Proyek negara pembangunan jaringan listrik Saluran Udara Tegangan Esktra Tinggi (SUTET) yang melintasi Desa Kedungwinong, Kecamatan Sukolilo, diprotes warga. Hal itu terjadi lantaran proyek tersebut berada tepat di atas pemukiman warga.
Apabila proyek itu berjalan, warga khawatir akan terjadi masalah baru. Sebab, SUTET pertama yang lokasinya berada di sebelah barat desa, diketahui sudah banyak warga yang tersengat listrik, terutama saat musim hujan.
Maswan, tokoh masyarakat desa Kedungwinong mengatakan, penolakan itu sudah lama dilakukan. Bahkan pada saat sosialisasi pada 2013 silam, ratusan warga sudah menolak. Tetapi, proyek tetap berjalan dan saat ini sudah berdiri tiangnya.
"Ratusan warga sudah menolak. Karena kabel SUTET melintas di pemukiman. Ini kan sangat berbahaya," terangnya, Kamis (19/11/2020).
Lebih lanjut, sebelum adanya pendirian tiang SUTET, pihaknya bersama dengan warga yang lain juga sudah membubuhkan tandatangan penolakan dan sudah disampaikan ke PT PLN (Persero) pusat. Tetapi tidak ada tanggapan sama sekali.
"Kemudian kami minta bantuan dari pemerintah daerah, hasilnya tetap sama. Malah, ada yanng mengatakan kalau itu adalah proyek negara dan akan tetap berjalan," jelasnya.
Maswan menceritakan, untuk SUTET yang pertama, diakui sudah banyak memakan korban. Lokasinya berada di areal persawahan desa setempat. Bahkan pada saat hujan, petani yang melintas di samping SUTET pun bisa tersengat.
"Apalagi yang pembangunan kedua ini, kabelnya melintas di atas tempat ibadah, ada Taman Pendidikan Quran (TPQ) juga. Sangat berbahaya sekali," tegasnya.
Dirinya bersama dengan warga yang lain berharap agar lokasi pendirian SUTET itu dialihkan. Sehingga kabel tidak harus melintas di permukiman warga.
Reporter: Cholis Anwar
Editor: Supriyadi
Apabila proyek itu berjalan, warga khawatir akan terjadi masalah baru. Sebab, SUTET pertama yang lokasinya berada di sebelah barat desa, diketahui sudah banyak warga yang tersengat listrik, terutama saat musim hujan.
Maswan, tokoh masyarakat desa Kedungwinong mengatakan, penolakan itu sudah lama dilakukan. Bahkan pada saat sosialisasi pada 2013 silam, ratusan warga sudah menolak. Tetapi, proyek tetap berjalan dan saat ini sudah berdiri tiangnya.
"Ratusan warga sudah menolak. Karena kabel SUTET melintas di pemukiman. Ini kan sangat berbahaya," terangnya, Kamis (19/11/2020).
Lebih lanjut, sebelum adanya pendirian tiang SUTET, pihaknya bersama dengan warga yang lain juga sudah membubuhkan tandatangan penolakan dan sudah disampaikan ke PT PLN (Persero) pusat. Tetapi tidak ada tanggapan sama sekali.
"Kemudian kami minta bantuan dari pemerintah daerah, hasilnya tetap sama. Malah, ada yanng mengatakan kalau itu adalah proyek negara dan akan tetap berjalan," jelasnya.
Maswan menceritakan, untuk SUTET yang pertama, diakui sudah banyak memakan korban. Lokasinya berada di areal persawahan desa setempat. Bahkan pada saat hujan, petani yang melintas di samping SUTET pun bisa tersengat.
"Apalagi yang pembangunan kedua ini, kabelnya melintas di atas tempat ibadah, ada Taman Pendidikan Quran (TPQ) juga. Sangat berbahaya sekali," tegasnya.
Dirinya bersama dengan warga yang lain berharap agar lokasi pendirian SUTET itu dialihkan. Sehingga kabel tidak harus melintas di permukiman warga.
Reporter: Cholis Anwar
Editor: Supriyadi