Kamis, 20 November 2025


Hal itu pun berdampak terhadap perekonomian nelayann. Mutlak mereka tidak bisa mendapatkan penghasilan, padahal pengeluaran untuk kebutuhan harian tetap jalan. Bahkan aktivitas pelelangan ikan ikut tersendat. Nelayan pun cenderung menjual ikan langsung kepada pembeli di pinggir dermaga.

"Ya bagaimana lagi, karena kita hanya berani melaut di pinggiran saja. Hasil tangkapannya ya segini saja," ujar Lasdi, nelayan setempat, Kamis (17/12/2020)

Sementara Ketua Relawan Tim SAR Tunggul Wulung Dukuhseti, Ali Masadi menyebut, kondisi seperti ini sudah berlangsung sejak sepekan terakhir. Mayoritas nelayan menghentikan aktivitas melaut. Hal ini berimbas pada minimnya pasokan ikan ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Puncel, Banyutowo dan Tayu.

“Kejadian cuaca ekstrem ini, sudah berlangsung selama sepekan. Sehingga aktivitas di TPI juga cenderung sepi," terang Ali.

Tak hanya nelayan lokal yang enggan melaut, sejumlah kapal cantrang dan kapal dengan alat tangkap cumi-cumi tampak bersandar di kawasan dermaga Banyutowo."Kapal cantrang ini kebanyakan dari luar daerah, seperti Batang dan Tegal. Selain itu, sebuah kapal tongkang juga bersandar tak jauh dari bibir pantai,” tutupnya. Reporter: Cholis AnwarEditor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler