Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Pati - Roemah Makan Rakjat yang berada di Gang Sawo, Kelurahan Parenggan, Kecamatan Pati, selalu buka setiap hari. Tak seperti warung pada umumnya, bagi masyarakat yang makan di warung tersebut, tidak perlu membayar alias gratis tanpa syarat apapun.

Setiap azan zuhur berkumandang, para pengunjung mulai berdatangan. Mereka ingin mengisi perutnya di warung gratis 100 persen tersebut. Rata-rata mereka adalah pekerja jalanan dan kaum duafa. Tak sedikit pula tukang becak yang datang di warung itu.

Oleh Koordinator Joni Dianto, warung tersebut memang disediakan khusus untuk berbagi berkah. Siapapun boleh makan di warung tersebut tanpa harus bayar.

Warung yang buka setiap pukul 12.00 WIB itu, memang bukan warung komersial. Sekali pun setiap hari menyediakan ratusan porsi untuk warga yang membutuhkan.

"Konsepnya memang kami berbagi kepada sesama. Setiap hari kami buka dan kami sediakan ratusan porsi nasi lengkap dengan lauknya. Menunya pun selalu berbeda," terang Joni.

Dia menambahkan, awal mula adanya Roemah Makan Rakjat tersebut diprakarsai oleh Ustaz Arif Abu Syamil, Pengasuh Pesantren Bisnis Indonesia. Melihat situasi pandemi yang banyak membuat rakyat kecil klimpungan, Ustaz berinisiatif untuk membuka rumah kana rakjat itu.

[caption id="attachment_205767" align="alignleft" width="880"] Warga menunggu nasi gratis dari Roemah Makan Rakjat (MURIANEWS/Cholis Anwar)[/caption]

"Karena kebutuhan yang paling mendapat adalah makan. Karena itu, sebisa mungkin kami menyediakan makan siang gratis bagi yang membutuhkan," imbuhnya.

Untuk mendapatkan bahan makanan yang disajikan, pihaknya mengaku setiap hari selalu mendapatkan donasi dari para dermawan. Bahkan terkadang ada juga yang berdonasi makanan siap saji.
Untuk mendapatkan bahan makanan yang disajikan, pihaknya mengaku setiap hari selalu mendapatkan donasi dari para dermawan. Bahkan terkadang ada juga yang berdonasi makanan siap saji.Di Roemah Makan Rakjat tersebut, ia juga mempunyai anggota yang setiap harinya selalu berganti untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Bahkan yang memasak pun sudah ada."Setiap hari kami melibatkan delapan sampai sepuluh orang untuk masak dan menyajikan masakan. Mereka semua tidak digaji, tidak dibayar, mereka ikhlas membantu dan meluangkan waktu untuk Roemah Makan Rakjat," terangnya.Sementara tukang becak yang makan di Roemah Makan Rakjat Sutrisno mengaku sangat senang dengan adanya makan siang gratis tersebut. Bahkan diakuinya, kalau kurang bisa nambah nasi lagi."Sangat senang, karena uang makan siang bisa saya bawa pulang, tidak perlu mengeluarkan uang lagi," katanya.Dari hasil mengayuh becak, lanjut Sutrisno, terkadang dirinya hanya mendapatkan uang Rp 30 ribu. Sementara untuk makan siang Rp.10 ribu. Sehingga, dia hanya membawa pulang uang sebanyak Rp 20 ribu."Dengan makan gratis ini, uang hasil mengayuh becak tetap utuh, tidak kepotong uang makan," tutupnya. Reporter: Cholis AnwarEditor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler