Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Pati - Pandemi Covid-19 memang berdampak terhadap semua sektor. Bahkan seniman musik yang biasanya manggung, kali ini harus berdiam diri di rumah. Apalagi semenjak pemerintah tidak membolehkan adanya kegiatan yang menimbulkan kerumunan, seperti pentas musik.

Namun, mereka tidak kehilangan akal untuk beralih usaha lain. Seperti yang dilakukan oleh Ahmad Safiul Ulum warga Desa Ngawen RT 01/RW 02, Kecamatan Sukolilo. Setelah lama tidak manggung, dirinya pun membudidayakan tanaman aquascape.

Ide tersebut lantaran sebelumnya dia hobi menata taman mini dalam aquarium. Namun, hobinya itu sempat tersendat lantaran aktivitasnya yang padat saat menjadi seniman musik.

Namun, karena pandemi ini, dia pun mencoba menekuni kembali hobinya tersebut. Berkali ia pulang-pergi Kabupaten Pati-Kudus untuk menimba ilmu dari master aquascape di Kabupaten Kudus.

Trial dan Error sudah menjadi barang wajar, saat ia bereksperimen dengan tumbuhan air yang tidak murah. Hingga akhirnya ia memantabkan diri untuk merenovasi lantai dua rumahnya, sebagai ladang untuk budidaya tumbuhan air.

“Dari tahun 2014 hingga adanya pandemi, saya berprofesi sebagai guru musik di tiga sekolah di Kabupaten Kudus. Namun sejak pandemi, sekolah meliburkan saya. Job musik pun sepi,” katanya, Rabu (3/2/2021).

Da memilih bertani tumbuhan air, karena dinilainya, usaha ini cukup menjanjikan. Khususnya di masa pagebluk seperti sekarang. Dimana banyak masyarakat yang mengurangi aktivitas di luar rumah.

“Sangat menjanjikan, memang dalam perawatannya cukup susah kalau tidak dibarengi ketekunan,” imbuh pria yang pernah meraih peringkat III Thailand World Music Championship tahun 2016 itu.Dia mengungkapkan, pasar tumbuhan aquascape tidak hanya didominasi pasar domestik saja. Namun memiliki prospek bagus bagi scaper akronim penghobi aquascape di luar negeri. Untuk sementara ini, ia memasarkan tumbuhan air dengan memanfaatkan media sosial (Medsos) dan toko online.“Pemasarannya cukup gampang. Seluruh Indonesia untuk jualnya. Kita jualnya secara online,” jelasnya.Harga tumbuhan hasil budidayanya bervariasi, tergantung jenis, ukuran, dan langkanya tumbuhan tersebut. Dari yang paling murah, ia menjual seharga Rp 15 ribu per pot yang berisi lebih dari satu batang. Hingga yang paling mahal Rp 150 ribu per batang (rizom).“Hampir semua jenis tumbuhan air kita kembangkan di farm. Dimulai dari aneka moss, jenis-jensi anubias, buchepalandra, dan bermacam tanaman stemplant,” tutupnya. Reporter: Cholis AnwarEditor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler