Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Pati - Keberadaan manusia sebagai khalifah fil ardhi atau wakil Allah di muka bumi, membuat iri mahluk lain. Apalagi, manusia adalah mahluk baru yang diciptakan oleh Allah sebelum malaikat dan Iblis.

Karena penunjukkan manusia sebagai khalifah tersebut, iblis kemudian merasa tidak adil. Sehingga iblis bertekat dia akan membuat kekacauan di muka bumi.

Saat ini, janji iblis tersebut mulai kentara. Saat manusia yang sudah dipercaya oleh Allah untuk menjaga kehidupan di bumi dengan baik, tetapi malah menimbulkan kerusakan. Bahkan sifat manusia lebih banyak yang keluar dari fitrahnya.

Anis Sholeh Ba'asyin dalam Suluk Maleman edisi 110 menyebut hal itu sebagai sifat iblis yang sudah ditiru oleh manusia. Tidak hanya dari satu sapek saja, tetapi sudah menjalar hingga ke berbagai aspek.

Menurutnya, hal itu lnataran sifat adigang, adigung, adiguno yang lebih ditonjolkan manusia dari pada sifat yang lain. Karena sikap itulah kemudian membuat manusia seringkali lupa pada zat aslinya.

“Dengan rasa adigang, adigung, adiguna-nya, Iblis yang merasa terbuat dari api, tersinggung karena posisi sosialnya terganggu dengan hadirnya sosok baru. Ini adalah sifat dasar iblis. Tapi entah kenapa sekarang ini justru banyak yang ikut-ikutan menirunya,” kata penggagas Suluk Maleman tersebut, Sabtu (20/2/2021).

Anis menambahkan, manusia modern seringkali menganggap dirinya sebagai penguasa alam semesta. Sehingg manusia merasa boleh mengeksploitasi bumi secara kebablasan. Menganggap manusia sebagai pusat dari semesta.

“Padahal khalifah yang dimaksud bukan menempatkan manusia sebagai pusat, tapi sebagai wakil. Artinya ada aturan, ada batas yang harus ditaati. Kalau aturan tidak ditaati tentu akan merusak,” terangnya.
“Padahal khalifah yang dimaksud bukan menempatkan manusia sebagai pusat, tapi sebagai wakil. Artinya ada aturan, ada batas yang harus ditaati. Kalau aturan tidak ditaati tentu akan merusak,” terangnya.Dalam ngaji seri dari rumah saja itu, Anis juga mengingatkan bahwa menolak perspektif orang lain tanpa mempertimbangkannya, bisa jadi menjadi wujud sifat adigang, adigung, adiguna tersebut. Karena, ketika ada seribu pintu, tapi hanya menerima satu, hal itu menunjukkan kita tengah menolak 999 pintu yang lain.“Karena merasa punya ilmu kemudian menganggap orang lain tak punya ilmu ini juga harus diwaspadai. Sifat adigang, adigung, adiguna, seringkali merasa mampu menguasai bahkan mengendalikan orang lain. Adigang adigung adiguna ada terjadi di semua sektor tapi tidak disadari,” imbuhnya.Oleh karenanya, Anis Sholeh Baasyin menyebut dengan doa tetap bisa menyelamatkan manusia dari sifat adigang, adigung, adiguno dan selamat dari pandemi Covid-19. Lantaran doa itu bisa berawal dari taubat.“Taubat itu mampu membuat semua menjadi nol kembali. Allah akan selalu hadir dalam setiap peristiwa yang ada. Cuma terkadang kita yang merepotkan diri hingga tak menyadari,” tutupnya.Meski diskusi para narasumber itu digelar secara daring, di namun tetap berjalan dengan cukup hangat. Ribuan netizen terlihat cukup aktif mengikuti jalannya ngaji streaming di beberapa kanal media sosial tersebut. Reporter: Cholis AnwarEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar