Solar Langka, Nelayan Juwana Gagal Melaut
Cholis Anwar
Selasa, 19 Oktober 2021 13:39:20
MURIANEWS, Pati - Ribuan nelayan di Juwana, Kabupaten Pati memilih tidak melaut lantaran bahan bakar minyak (BBM) jenis solar saat ini sedang langka. Bahkan jika pun ada, harga jual juga mengalami kenaikan.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Pati Rasmijan mengatakan, kelangkaan solar itu sudah terjadi sejak dua hari yang lalu. Kapal yang menggunakan bahan bakar solar, mutlak tidak bisa berangkat melaut.
"Sudah dua hari lalu. Ini pada nganggur semua. Apalagi kapal dengan jumlah konsumsi solar yang besar, tidak bisa melaut," katanya, Selasa (19/10/2021).
Baca: Nelayan Pursein Juwana Tuntut Menteri KKP MundurIa menyebut, kalau pun solar ada, harga jualnya diakui juga naik. Solar yang semula seharga Rp 7.800 per liter, kini sudah menjadi Rp 8.700 per liter. Sementara kebutuhan solar kapal, bisa sampai 50 ribu liter.
"Kalau kapal pursein yang di dalamnya ada
freezer atau
coldstorage, ini malah bisa menghabiskan banyak solar. Sekali melaut biasanya untuk pursein bisa sampai 600 drum. Per drumnya 200 liter. Tinggal dikalikan berapa liter itu jumlahnya," terang Rasmijan.
"Kalau kapal pursein yang di dalamnya ada
freezer atau
coldstorage, ini malah bisa menghabiskan banyak solar. Sekali melaut biasanya untuk pursein bisa sampai 600 drum. Per drumnya 200 liter. Tinggal dikalikan berapa liter itu jumlahnya," terang Rasmijan.
Baca: Ini Penyebab Solar Langka di KudusDia mengakui, setidaknya kapal yang tidak bisa melaut saat ini mencapai 60-70 persen. Selain terkendala bahan bakar, sebagian juga ada yang terkendala masalah perizinan."Ada juga yang memaksa melaut, mekipun kondisinya menghawatirkan. Tapi mau bagaimana lagi, ini sudah urusan perut. Risiko apapun tetap ditempuh," pungkasnya. Reporter: Cholis AnwarEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_180062" align="alignleft" width="1920"]

Kapal nelayan bersandar di Pelabuhan Juwana. (MURIANEWS/Cholis Anwar)[/caption]
MURIANEWS, Pati - Ribuan nelayan di Juwana, Kabupaten Pati memilih tidak melaut lantaran bahan bakar minyak (BBM) jenis solar saat ini sedang langka. Bahkan jika pun ada, harga jual juga mengalami kenaikan.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Pati Rasmijan mengatakan, kelangkaan solar itu sudah terjadi sejak dua hari yang lalu. Kapal yang menggunakan bahan bakar solar, mutlak tidak bisa berangkat melaut.
"Sudah dua hari lalu. Ini pada nganggur semua. Apalagi kapal dengan jumlah konsumsi solar yang besar, tidak bisa melaut," katanya, Selasa (19/10/2021).
Baca: Nelayan Pursein Juwana Tuntut Menteri KKP Mundur
Ia menyebut, kalau pun solar ada, harga jualnya diakui juga naik. Solar yang semula seharga Rp 7.800 per liter, kini sudah menjadi Rp 8.700 per liter. Sementara kebutuhan solar kapal, bisa sampai 50 ribu liter.
"Kalau kapal pursein yang di dalamnya ada
freezer atau
coldstorage, ini malah bisa menghabiskan banyak solar. Sekali melaut biasanya untuk pursein bisa sampai 600 drum. Per drumnya 200 liter. Tinggal dikalikan berapa liter itu jumlahnya," terang Rasmijan.
Baca: Ini Penyebab Solar Langka di Kudus
Dia mengakui, setidaknya kapal yang tidak bisa melaut saat ini mencapai 60-70 persen. Selain terkendala bahan bakar, sebagian juga ada yang terkendala masalah perizinan.
"Ada juga yang memaksa melaut, mekipun kondisinya menghawatirkan. Tapi mau bagaimana lagi, ini sudah urusan perut. Risiko apapun tetap ditempuh," pungkasnya.
Reporter: Cholis Anwar
Editor: Ali Muntoha