Di Pati Mentan Juga Cari Bibit Pertanian Tahan Banjir
Cholis Anwar
Kamis, 4 November 2021 18:19:05
MURIANEWS, Pati - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo jauh-jauh datang ke Kabupaten Pati, Kamis (4/11/2021). Selain mencari teknologi pertanian terbarukan, dia juga mencari bibit pertanian yang tangguh bencana.
Hal itu mengingat kondisi geografis Indonesia yang selalu terjadi bencana banjir saat musim hujan hingga petani gagal panen.
Mentan saat ini punya program adaptasi dan mitigasi perubahan iklim menuju pertanian tangguh, mandiri, modern, dan ramah lingkungan. Itu program terobosan Badan Litbang Pertanian dalam upaya membantu sektor pertanian.
"Sekali lagi, ini adalah program untuk mendukung ketahanan pangan nasional di saat menghadapi tantangan perubahan iklim. Balingtan di
Pati ini bagus, tempat ini sekarang menjadi penting, karena sudah mempunyai inovasi tanaman adaptif terhadap bencana," katanya saat kunjungan di Balingtan Pati, Kamis (4/11/2021).
Menurutnya, model pertanian
integrated farming merupakan sinergi upaya adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim.
Salah satu bentuk
integrated farming tersebut adalah Sistem Integrasi Tanaman dan Ternak (SITT). Dalam satu lahan persawahan tadah hujan, terdapat beberapa tanaman dan ada juga hewan ternak.
Baca: Mentan Datang ke Pati, Cari Teknologi Pertanian Terbarukan
Baca: Mentan Datang ke Pati, Cari Teknologi Pertanian TerbarukanImplementasi
integrated farming merupakan upaya adaptasi perubahan iklim di lahan tadah hujan dengan prinsip
zero waste. Ini adalah salah satu model pertanian terpadu berkelanjutan yang telah memperhatikan aspek ramah lingkungan dan peningkatan kesejahteraan petani."Dengan model seperti itu, satu lahan ada beberapa tanaman dan berapa jenis hernak. Ketika sudah berjalan, petani setiap hari bisa panen dan bisa mendapatkan keuntungan. Hari ini bisa panen kates (pepaya, red), besok bisa panen pisang dan seterusnya. Ini yang perlu kuta kembangkan," terangnya.Kotoran ternak yang ada di lahan pertanian tersebut, secara langsung akan menjadi pupuk tanaman. Sehingga dalam penerapannya mengoptimalkan produksi yang disertai tindakan pemeliharaan."Ini yang patut kita berikan kepada petani kita. Jadi, tidak hanya fokus satu pertanian, tapi bagaimana lahan bisa lebih produktif dengan banyak tanaman dan hewan ternak," tutupnya. Reporter: Cholis AnwarEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_251050" align="alignleft" width="1280"]

Mentan saat meninjau sistem pertanian yang dikembangkan Balingtan Pati. (MURIANEWS/Cholis Anwar)[/caption]
MURIANEWS, Pati - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo jauh-jauh datang ke Kabupaten Pati, Kamis (4/11/2021). Selain mencari teknologi pertanian terbarukan, dia juga mencari bibit pertanian yang tangguh bencana.
Hal itu mengingat kondisi geografis Indonesia yang selalu terjadi bencana banjir saat musim hujan hingga petani gagal panen.
Mentan saat ini punya program adaptasi dan mitigasi perubahan iklim menuju pertanian tangguh, mandiri, modern, dan ramah lingkungan. Itu program terobosan Badan Litbang Pertanian dalam upaya membantu sektor pertanian.
"Sekali lagi, ini adalah program untuk mendukung ketahanan pangan nasional di saat menghadapi tantangan perubahan iklim. Balingtan di
Pati ini bagus, tempat ini sekarang menjadi penting, karena sudah mempunyai inovasi tanaman adaptif terhadap bencana," katanya saat kunjungan di Balingtan Pati, Kamis (4/11/2021).
Menurutnya, model pertanian
integrated farming merupakan sinergi upaya adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim.
Salah satu bentuk
integrated farming tersebut adalah Sistem Integrasi Tanaman dan Ternak (SITT). Dalam satu lahan persawahan tadah hujan, terdapat beberapa tanaman dan ada juga hewan ternak.
Baca: Mentan Datang ke Pati, Cari Teknologi Pertanian Terbarukan
Implementasi
integrated farming merupakan upaya adaptasi perubahan iklim di lahan tadah hujan dengan prinsip
zero waste. Ini adalah salah satu model pertanian terpadu berkelanjutan yang telah memperhatikan aspek ramah lingkungan dan peningkatan kesejahteraan petani.
"Dengan model seperti itu, satu lahan ada beberapa tanaman dan berapa jenis hernak. Ketika sudah berjalan, petani setiap hari bisa panen dan bisa mendapatkan keuntungan. Hari ini bisa panen kates (pepaya, red), besok bisa panen pisang dan seterusnya. Ini yang perlu kuta kembangkan," terangnya.
Kotoran ternak yang ada di lahan pertanian tersebut, secara langsung akan menjadi pupuk tanaman. Sehingga dalam penerapannya mengoptimalkan produksi yang disertai tindakan pemeliharaan.
"Ini yang patut kita berikan kepada petani kita. Jadi, tidak hanya fokus satu pertanian, tapi bagaimana lahan bisa lebih produktif dengan banyak tanaman dan hewan ternak," tutupnya.
Reporter: Cholis Anwar
Editor: Ali Muntoha