Tanggul Jebol, Sawah di Jambean Kidul Pati Penuh Sampah
Cholis Anwar
Senin, 27 Desember 2021 10:45:52
MURIANEWS, Pati - Tanggul sungai darurat yang membentang di perbatasan Desa Jimbaran dan Jambean Kidul, Kecamatan Margorejo, Pati jebol. Akibatnya, air yang disertai dengan lumpur dan sampah memenuhi lahan persawahan.
Diketahui, semenjak adanya proyek pembangunan Blado, sungai yang membentang di dua desa tersebut dibuatkan sungai darurat. Seharusnya muara sungai menuju bendungan Blado. Tetapi, dialihkan ke areal persawahan sampai pembangunan bendungan selesai.
Ketua Paguyuban Petani Pemakai Air (P3A) Banyu Kencono mengatakan, banjir tersebut terjadi pada Sabtu (25/12/2021) lalu. Saat ini kondisi sawah memang sudah tidak tergenang air. Tetapi banyak sampah dan lumpur dari sisa banjir yang merusak tanaman padi.
"Kalau pembangunan bendung Blado ini selesai, seharusnya tidak sampai terjadi tanggul jebol. Ini sangat merugikan petani, karena sudah masa pemupukan tapi malah terkena banjir, banyak sampah dan lumpur," katanya, Senin (27/12/2021).
[caption id="attachment_260766" align="alignleft" width="1280"]

Tanggul darurat yang sempat jebol dan membuat swah warga dipenuhi lumpur dan sampah. (MURIANEWS/Cholis Anwar)[/caption]
Dia menilai, seharusnya bendungan Blado itu sudah selesai dibangun. Sebab saat ini sudah akhir tahun dan memasuki musim hujan.
Baca: BPJS Kesehatan Pati Dilaporkan ke OmbudsmanJika sampai pada Januari belum rampung, diperkirakan luapan air bisa masuk ke perkampungan warga."Tanggul sungai darurat itu setahu saya sudah jebol tiga kali. Ini kan menandakan bahwa kontruksi bangunan tanggul darurat kurang kokoh. Seharusnya, sekali pun itu tanggul darurat tetap harus kokoh. Karena kalau jebol yang rugi petani, bukan penggarap proyek bendungan," ujarnya.Dirinya berharap agar pembangunan bendungan Blado itu segera dirampungkan. Setidaknya sebelum intensitas hujan semakin tinggi. Sebab, apabila hujan terus turun, aliran air tidak bisa terbuang dengan lancar."Biasanya, Januari itu intensitas hujan tinggi. Kami tidak ingin tanggul jebol lagi, sawah terendam lumpur," pungkasnya.Reporter: Cholis AnwarEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_260765" align="alignleft" width="1280"]

Petani membersihkan sawah dari sampah akibat jebolnya tanggul sungai di Jambean Kidul, Pati. (MURIANEWS/Cholis Anwar)[/caption]
MURIANEWS, Pati - Tanggul sungai darurat yang membentang di perbatasan Desa Jimbaran dan Jambean Kidul, Kecamatan Margorejo, Pati jebol. Akibatnya, air yang disertai dengan lumpur dan sampah memenuhi lahan persawahan.
Diketahui, semenjak adanya proyek pembangunan Blado, sungai yang membentang di dua desa tersebut dibuatkan sungai darurat. Seharusnya muara sungai menuju bendungan Blado. Tetapi, dialihkan ke areal persawahan sampai pembangunan bendungan selesai.
Ketua Paguyuban Petani Pemakai Air (P3A) Banyu Kencono mengatakan, banjir tersebut terjadi pada Sabtu (25/12/2021) lalu. Saat ini kondisi sawah memang sudah tidak tergenang air. Tetapi banyak sampah dan lumpur dari sisa banjir yang merusak tanaman padi.
"Kalau pembangunan bendung Blado ini selesai, seharusnya tidak sampai terjadi tanggul jebol. Ini sangat merugikan petani, karena sudah masa pemupukan tapi malah terkena banjir, banyak sampah dan lumpur," katanya, Senin (27/12/2021).
[caption id="attachment_260766" align="alignleft" width="1280"]

Tanggul darurat yang sempat jebol dan membuat swah warga dipenuhi lumpur dan sampah. (MURIANEWS/Cholis Anwar)[/caption]
Dia menilai, seharusnya bendungan Blado itu sudah selesai dibangun. Sebab saat ini sudah akhir tahun dan memasuki musim hujan.
Baca: BPJS Kesehatan Pati Dilaporkan ke Ombudsman
Jika sampai pada Januari belum rampung, diperkirakan luapan air bisa masuk ke perkampungan warga.
"Tanggul sungai darurat itu setahu saya sudah jebol tiga kali. Ini kan menandakan bahwa kontruksi bangunan tanggul darurat kurang kokoh. Seharusnya, sekali pun itu tanggul darurat tetap harus kokoh. Karena kalau jebol yang rugi petani, bukan penggarap proyek bendungan," ujarnya.
Dirinya berharap agar pembangunan bendungan Blado itu segera dirampungkan. Setidaknya sebelum intensitas hujan semakin tinggi. Sebab, apabila hujan terus turun, aliran air tidak bisa terbuang dengan lancar.
"Biasanya, Januari itu intensitas hujan tinggi. Kami tidak ingin tanggul jebol lagi, sawah terendam lumpur," pungkasnya.
Reporter: Cholis Anwar
Editor: Ali Muntoha