Jumat, 21 November 2025


Para penjaga ini, tidak mendapat bayaran dari PT KAI namun identitasnya terdata. Mereka mendapat penghasilan dari pengguna kendaraan yang melintasi perlintasan itu.

“Penghasilan tiap hari tidak tentu, tergantung yang diberikan orang secara sukarela. Kisaran Rp 50-80 ribu. Kalau pas lebaran memang bisa dapat lebih karena kendaraan yang lewat tambah ramai,” kata Bambang, salah seorang penjaga perlintasan kereta api tanpa pintu di Desa Sambung, Kecamatan Godong.

Pria 55 tahun itu mengaku baru setahun bekerja jadi penjaga swadaya. Sebelumnya, dia sempat jadi petugas kebersihan di stasiun kecil, tidak jauh dari perlintasan yang dijaga saat ini.

Mereka yang bertugas jadi penjaga swadaya di tempat tersebut ada beberapa orang. Dari penjaga tersebut, hanya dia yang bukan warga setempat karena tinggalnya di Desa Mojoagung, Kecamatan Karangrayung.

“Kerjanya dibagi shift. Saya biasa jaga shift pagi atau siang. Kalau malam saya tidak pernah karena rumahnya agak jauh. Setiap shift ada dua orang. Satu berjaga disisi timur dan satunya di sisi barat,” kata bapak tiga anak itu.

Dari penghasilan yang didapat sebagian dipakai untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sisanya, disisihkan buat ditabung.“Selama setahun, tabungan saya bisa saya gunakan untuk memperbaiki rumah. Berapapun rezeki yang didapat selalu saya syukuri. Selama bertugas di sini, Alhamdulillah selalu aman,” cetusnya.
Selama menjalankan tugas, Bambang mengaku sempat bertindak sedikit keras pada pengguna jalan. Sebab, mereka nekat akan menerobos perlintasan ketika ada kereta yang sudah mau melintas.“Setiap hari, sedikitnya ada 30 kereta yang melintas di sini. Dari sekian banyak orang memang kadang-kadang ada yang nekat mau nyelonong. Menghadapi orang seperti ini, memang harus sabar dan memberikan pengertian,” imbuhnya. Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi (Dishubinfokom) Grobogan Agung Sutanto membenarkan jika sejauh ini masih ada banyak perlintasan kereta yang tidak berpintu dan ada penjaganya.Dari pendataan yang dilakukan, jumlah perlintasan KA keseluruhan ada 128 titik. Perlintasan ini terbentang dari arah barat ke timur, mulai Kecamatan Tegowanu, Tanggungharjo, Kedungjati, Gubug, Godong, Karangrayung, Penawangan, Purwodadi, Toroh, Pulokulon, Geyer, Kradenan, dan Gabus.“Dari 128 titik ini, baru 57 titik perlintasan yang dilengkapi pintu atau dijaga petugas. Sementara 76 titik perlintasan belum ada pintu maupun penjaganya. Beberapa perlintasan seperti ini yang arus lalu lintasnya cukup ramai biasanya ada penjaga swadaya,” jelasnya. Editor : Kholistiono

Baca Juga

Komentar

Terpopuler