Rabu, 19 November 2025


“Beberapa minggu lalu memang sempat ada kesulitan mendapat pupuk karena persediaan sudah menipis. Setelah kita laporkan ke pusat, sekarang alokasinya sudah ditambahi. Jadi, sekarang ini tentunya sudah tidak ada lagi kelangkaan pupuk. Kalau masih sulit cari pupuk, segera laporkan,” tegas Sri Sumarni saat menghadiri acara temu lapang inovasi teknologi perbenihan bawang merah di Desa Penawangan, Kecamatan Penawangan, Sabtu (10/12/2016).

Dikatakan, permintaan tambahan alokasi itu dilakukan karena saat ini para petani sudah memasuki musim tanam I. Dengan kondisi itu maka kebutuhan pupuk dipastikan meningkat hingga penghujung tahun 2016. “Saya tahu persis kondisi di lapangan. Soalnya, dulu sempat berkecimpung lama dalam urusan pupuk,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Grobogan Edhie Sudaryanto menambahkan, alokasi tambahan pupuk yang didapat totalnya sebanyak 6.750 ton. Terdiri, 1.100 ton pupuk jenis SP-36, 850 ton ZA, 1.500 ton organik, dan 4.280 ton NPK atau Phonska.

“Untuk pupuk jenis Urea tidak ada tambahan alokasi karena persediaan atau stoknya masih mencukupi. Dengan tambahan alokasi ini, kita perkirakan sudah mencukupi kebutuhan petani hingga akhir tahun,” jelasnya.Menurutnya, salah satu penyebab kelangkaan pupuk di sejumlah wilayah itu disebabkan adanya perubahan iklim. Di mana, kondisi musim kemarau tahun ini yang cenderung basah karena banyak curah hujan, mengakibatkan ada penambahan areal tanaman padi. Hal ini menjadikan kebutuhan pupuk dilapangan naik dari yang sudah disusun dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) awal tahun lalu. “Perubahan iklim yang terjadi di pertengahan tahun memicu peralihan pola tanam sebagian petani. Yakni, biasanya tanam palawija menjadi tanam padi. Hal ini dilakukan lantaran tanaman palawija rentan gagal panen apabila ada curah hujan tinggi,” imbuhnya.Editor : Kholistiono

Baca Juga

Komentar

Terpopuler