Panitia Kurban di Grobogan Dibekali Cara Penyembelihan Hewan Kurban
Dani Agus
Rabu, 23 Agustus 2017 14:01:13
Namun, perhatian juga ditujukan pada masalah teknik penyembelihan dan perlakuan hewan sebelum disembelih.
Hal ini bisa dilihat dengan digelarnya sosialisasi dan pelatihan khusus terhadap masalah penyembelihan kurban. Adapun pesertanya sebanyak 50 orang yang merupakan panitia kurban di 19 kecamatan.
“Melalui kegiatan ini kita harapkan penyembelihan hewan kurban nanti bisa sempurna dari awal hingga selesai. Di sisi lain, adanya kegiatan ini akan menjadikan hewan
kurban tidak mengalami penderitaan terlalu lama alias kesejahteraannya juga terjaga,” jelas Kepala Disnakkan Grobogan Riyanto, usai membuka pelatihan yang dilangsungkan di Rumah Kedelai Grobogan, Rabu (23/8/2017).
Dijelaskan, dalam sosialisasi itu akan diberikan materi mengenai beberapa hal. Yakni, cara perobohan hewan sebelum disembelih, tehnik penyembelihan yang benar, pemotongan daging serta penanganan limbah hewan kurban.
Selain petugas dari Disnakkan yang sudah ahli dibidangnya, kegiatan itu juga melibatkan Kementerian Agama (Kemenag) Grobogan. Dari kemenag akan mengupas dari sisi agama mengenai ibadah kurban serta tata cara penyembelihan yang benar sesuai tuntunan.“Setiap tahun ada sekitar 10 ribu ekor hewan yang disembelih untuk kurban. Oleh sebab itu, para petugas perlu kita bekali kemampuan dalam masalah penyembelihan yang benar,” imbuhnya.Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmavet) Disnakkan Grobogan drh Nur Ahmad menambahkan, diakhir acara, peserta dibekali pelatihan tata cara merobohkan sapi. Dengan pelatihan model burley itu mereka bisa tahu teknik yang mudah saat merobohkan sapi sebelum dipotong.Melalui metode ini, untuk merobohkan sapi cukup pakai tambang dan butuh dua sampai tiga orang saja. Selama ini, untuk merobohkan sapi dengan metode tradisional butuh 10-15 orang yang terlibat.“Dengan model seperti ini, prosesnya jadi lebih cepat dan hewan yang akan dipotong tidak mengalami kesakitan terlalu lama,” katanya.
Editor: Supriyadi
Murianews, Grobogan - Menjelang datangnya Hari Raya Idul Adha, perhatian Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Grobogan tidak sekedar difokuskan pada kesehatan hewan kurban saja.
Namun, perhatian juga ditujukan pada masalah teknik penyembelihan dan perlakuan hewan sebelum disembelih.
Hal ini bisa dilihat dengan digelarnya sosialisasi dan pelatihan khusus terhadap masalah penyembelihan kurban. Adapun pesertanya sebanyak 50 orang yang merupakan panitia kurban di 19 kecamatan.
“Melalui kegiatan ini kita harapkan penyembelihan hewan kurban nanti bisa sempurna dari awal hingga selesai. Di sisi lain, adanya kegiatan ini akan menjadikan hewan
kurban tidak mengalami penderitaan terlalu lama alias kesejahteraannya juga terjaga,” jelas Kepala Disnakkan Grobogan Riyanto, usai membuka pelatihan yang dilangsungkan di Rumah Kedelai Grobogan, Rabu (23/8/2017).
Dijelaskan, dalam sosialisasi itu akan diberikan materi mengenai beberapa hal. Yakni, cara perobohan hewan sebelum disembelih, tehnik penyembelihan yang benar, pemotongan daging serta penanganan limbah hewan kurban.
Selain petugas dari Disnakkan yang sudah ahli dibidangnya, kegiatan itu juga melibatkan Kementerian Agama (Kemenag) Grobogan. Dari kemenag akan mengupas dari sisi agama mengenai ibadah kurban serta tata cara penyembelihan yang benar sesuai tuntunan.
“Setiap tahun ada sekitar 10 ribu ekor hewan yang disembelih untuk kurban. Oleh sebab itu, para petugas perlu kita bekali kemampuan dalam masalah penyembelihan yang benar,” imbuhnya.
Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmavet) Disnakkan Grobogan drh Nur Ahmad menambahkan, diakhir acara, peserta dibekali pelatihan tata cara merobohkan sapi. Dengan pelatihan model burley itu mereka bisa tahu teknik yang mudah saat merobohkan sapi sebelum dipotong.
Melalui metode ini, untuk merobohkan sapi cukup pakai tambang dan butuh dua sampai tiga orang saja. Selama ini, untuk merobohkan sapi dengan metode tradisional butuh 10-15 orang yang terlibat.
“Dengan model seperti ini, prosesnya jadi lebih cepat dan hewan yang akan dipotong tidak mengalami kesakitan terlalu lama,” katanya.
Editor: Supriyadi