Hujan Deras, Upaya Pentupan Tanggul Sungai Jajar Grobogan Belum Bisa Dilakukan
Dani Agus
Jumat, 24 November 2017 17:16:55
Hal ini disebabkan turunnya hujan deras di wilayah Godong sejak pukul 13.30 WIB. Turunnya hujan deras menyebabkan debit air sungai yang sebelumnya mulai turun kembali beranjak naik.
Kondisi tersebut juga berimbas pada penanganan tanggul jebol di Sungai Jajar. Dengan debit sungai yang masih tinggi, upaya penutupan tanggul belum bisa dilakukan.
”Kita sudah siapkan personil dan alat berat untuk menutup tanggul. Namun, kondisi dilapangan belum memungkinkan,” kata Kepala DPUPR Grobogan Subiyono, Jumat (24/11/2017).
Ruas tanggul jebol ada sebelah utara Dusun Margomulyo, Desa Kemloko dengan panjang jebolan sampai 6 meter. Kemudian, masih ditemukan sekitar lima titik tanggul jebol lagi di Desa Werdoyo. Ruas tanggul tersebut jebol pada Kamis (23/11/2017) dinihari.
Jebolnya tanggul berimbas banjir pada tiga desa di Kecamatan Godong. Yakni, Desa Kemloko, Jatilor dan Werdoyo. Sehari berikutnya, banjir juga menjangkau sebagian wilayah Desa Sumberagung.
[caption id="attachment_132011" align="alignleft" width="565"]

Tumpukan sampah di bawah jembatan penghubung Desa Sumberagung dan Desa Bringin menghambat aliran air sungai Jajar. (MuriaNewsCom/Dani Agus)[/caption]
Dari pantauan dilapangan, disamping tanggul jebol, ada faktor lain yang menyebabkan air dari sungai Jajar meluap ke perkampungan. Yakni, banyaknya sampah dibawah sejumlah di jembatan yang melintasi sungai. Adanya sampah menjadikan arus air menjadi terhambat sehingga meluber ke kawasan sekitarnya.Sebelum hujan turun, warga memang sempat khawatir dengan kondisi cuaca. Yakni, sejak pagi, kondisi langit sudah tertutup awan.”Saya berharap tidak turun hujan dulu sebelum tanggul ditutup. Kasihan ternak saya kedinginan. Soalnya, kalau cuaca terlalu dingin bisa rentan penyakit,” kata Sunarti, warga Desa Sumberagung.Saat ditemui, Sunarti baru beranjak dari kandang kambingnya yang ada dibelakang rumah. Kandang dengan konstruksi kayu yang berisi enam ekor kambing etawa itu dibuat model panggung. Sementara pekarangan dibawah kandang tersebut digenangi air setinggi lutut.”Saat ini tinggal pekarangan dibelakang rumah yang masih tergenang air. Tadi malam air sempat masuk rumah warga sekitar sini,” katanya.
Editor: Supriyadi
Murianews, Grobogan - Musibah banjir yang melanda wilayah Kecamatan Godong, Grobogan sejak dua hari lalu kemungkinan belum bisa hilang dalam waktu dekat.
Hal ini disebabkan turunnya hujan deras di wilayah Godong sejak pukul 13.30 WIB. Turunnya hujan deras menyebabkan debit air sungai yang sebelumnya mulai turun kembali beranjak naik.
Kondisi tersebut juga berimbas pada penanganan tanggul jebol di Sungai Jajar. Dengan debit sungai yang masih tinggi, upaya penutupan tanggul belum bisa dilakukan.
”Kita sudah siapkan personil dan alat berat untuk menutup tanggul. Namun, kondisi dilapangan belum memungkinkan,” kata Kepala DPUPR Grobogan Subiyono, Jumat (24/11/2017).
Ruas tanggul jebol ada sebelah utara Dusun Margomulyo, Desa Kemloko dengan panjang jebolan sampai 6 meter. Kemudian, masih ditemukan sekitar lima titik tanggul jebol lagi di Desa Werdoyo. Ruas tanggul tersebut jebol pada Kamis (23/11/2017) dinihari.
Jebolnya tanggul berimbas banjir pada tiga desa di Kecamatan Godong. Yakni, Desa Kemloko, Jatilor dan Werdoyo. Sehari berikutnya, banjir juga menjangkau sebagian wilayah Desa Sumberagung.
[caption id="attachment_132011" align="alignleft" width="565"]

Tumpukan sampah di bawah jembatan penghubung Desa Sumberagung dan Desa Bringin menghambat aliran air sungai Jajar. (MuriaNewsCom/Dani Agus)[/caption]
Dari pantauan dilapangan, disamping tanggul jebol, ada faktor lain yang menyebabkan air dari sungai Jajar meluap ke perkampungan. Yakni, banyaknya sampah dibawah sejumlah di jembatan yang melintasi sungai. Adanya sampah menjadikan arus air menjadi terhambat sehingga meluber ke kawasan sekitarnya.
Sebelum hujan turun, warga memang sempat khawatir dengan kondisi cuaca. Yakni, sejak pagi, kondisi langit sudah tertutup awan.
”Saya berharap tidak turun hujan dulu sebelum tanggul ditutup. Kasihan ternak saya kedinginan. Soalnya, kalau cuaca terlalu dingin bisa rentan penyakit,” kata Sunarti, warga Desa Sumberagung.
Saat ditemui, Sunarti baru beranjak dari kandang kambingnya yang ada dibelakang rumah. Kandang dengan konstruksi kayu yang berisi enam ekor kambing etawa itu dibuat model panggung. Sementara pekarangan dibawah kandang tersebut digenangi air setinggi lutut.
”Saat ini tinggal pekarangan dibelakang rumah yang masih tergenang air. Tadi malam air sempat masuk rumah warga sekitar sini,” katanya.
Editor: Supriyadi