Kasus Bunuh Diri di Grobogan Tinggi, Ternyata Ini Penyebabnya
Dani Agus
Senin, 1 Januari 2018 13:40:55
Kabag Kesra Pemkab Grobogan Moh Arifin menyatakan, pihaknya juga merasa prihatin dengan maraknya kasus bunuh diri itu. Salah satu langkah yang akan dilakukan adalah menggandeng berbagai elemen masyarakat untuk memberikan penyuluhan.
Rencananya, organisasi Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) akan diajak untuk membahas masalah ini. Selain itu, pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga akan digandeng.
Sejauh ini, pihaknya sudah menaruh perhatian terhadap masalah bunuh diri tersebut. Namun, untuk menekan kasus tersebut dinilai bukan pekerjaan mudah.
Sebab, latar belakang kasus bunuh diri itu cukup kompleks. Sehingga perlu melibatkan berbagai komponen untuk bersama-sama menangani masalah bunuh diri itu.
“Selain dari pemkab, banyak elemen masyarakat termasuk LSM yang menaruh perhatian pada masalah ini. Sejauh ini, hasilnya memang sudah cukup baik meski belum bisa menghilangkan kasus bunuh diri secara keseluruhan,” kata mantan Camat Purwodadi itu.
Masih adanya warga yang nekat mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri juga mendapat perhatian dari Kepala Kantor Kemenag Grobogan Hambali.“Adanya warga yang melakukan bunuh diri ini sangat memprihatinkan. Ini, menjadi persoalan yang butuh perhatian serius dari banyak pihak,” ujarnya.Sejauh ini, latar belakang paling tinggi yang jadi penyebab orang bunuh diri adalah soal ekonomi. Namun, sebenarnya ada faktor lain yang mendorong orang nekat melakukan tindakan tersebut. Yakni, minimnya pemahaman masalah keagamaan.Menurut Arifin, sejauh ini pihaknya sudah melakukan upaya untuk menekan angka bunuh diri. Salah satunya dengan menyiarkan ke masyarakat umum tentang ruginya melakukan bunuh diri. Seruan itu disampaikan melalui beragam kegiatan yang dilakukan kemenag ke berbagai elemen masyarakat.“Satu-satunya jalan untuk menekan angka bunuh diri adalah pembinaan akidah bagi masyarakat. Jalur yang dilakukan bisa melalui pendidikan agama di sekolah atau madrasah dan pengajian yang bersifat umum. Ini sangat perlu dilakukan agar seseorang tidak membuang umurnya dengan sia-sia melalui tindakan bunuh diri,” terangnya.
Editor : Ali Muntoha
Murianews, Grobogan – Angka kasus bunuh diri di Kabupaten Grobogan tiap tahun masih sangat tinggi. Dan hal ini akan bagi jadi salah satu PR serius bagi Pemkab Grobogan.
Kabag Kesra Pemkab Grobogan Moh Arifin menyatakan, pihaknya juga merasa prihatin dengan maraknya kasus bunuh diri itu. Salah satu langkah yang akan dilakukan adalah menggandeng berbagai elemen masyarakat untuk memberikan penyuluhan.
Rencananya, organisasi Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) akan diajak untuk membahas masalah ini. Selain itu, pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga akan digandeng.
Sejauh ini, pihaknya sudah menaruh perhatian terhadap masalah bunuh diri tersebut. Namun, untuk menekan kasus tersebut dinilai bukan pekerjaan mudah.
Sebab, latar belakang kasus bunuh diri itu cukup kompleks. Sehingga perlu melibatkan berbagai komponen untuk bersama-sama menangani masalah bunuh diri itu.
“Selain dari pemkab, banyak elemen masyarakat termasuk LSM yang menaruh perhatian pada masalah ini. Sejauh ini, hasilnya memang sudah cukup baik meski belum bisa menghilangkan kasus bunuh diri secara keseluruhan,” kata mantan Camat Purwodadi itu.
Masih adanya warga yang nekat mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri juga mendapat perhatian dari Kepala Kantor Kemenag Grobogan Hambali.
“Adanya warga yang melakukan bunuh diri ini sangat memprihatinkan. Ini, menjadi persoalan yang butuh perhatian serius dari banyak pihak,” ujarnya.
Sejauh ini, latar belakang paling tinggi yang jadi penyebab orang bunuh diri adalah soal ekonomi. Namun, sebenarnya ada faktor lain yang mendorong orang nekat melakukan tindakan tersebut. Yakni, minimnya pemahaman masalah keagamaan.
Menurut Arifin, sejauh ini pihaknya sudah melakukan upaya untuk menekan angka bunuh diri. Salah satunya dengan menyiarkan ke masyarakat umum tentang ruginya melakukan bunuh diri. Seruan itu disampaikan melalui beragam kegiatan yang dilakukan kemenag ke berbagai elemen masyarakat.
“Satu-satunya jalan untuk menekan angka bunuh diri adalah pembinaan akidah bagi masyarakat. Jalur yang dilakukan bisa melalui pendidikan agama di sekolah atau madrasah dan pengajian yang bersifat umum. Ini sangat perlu dilakukan agar seseorang tidak membuang umurnya dengan sia-sia melalui tindakan bunuh diri,” terangnya.
Editor : Ali Muntoha