TKI dari Sumberagung Grobogan yang Meninggal di Malaysia Sudah Bekerja 4 Tahun
Dani Agus
Jumat, 5 Januari 2018 16:48:23
”Seingat saya, dulu ada yang menawari kerja ke Malaysia. Kira-kira, sudah ada empat tahun berangkatnya ke Malaysia,” kata Sripah (70), ibu kandung Tasmi saat ditemui wartawan dirumahnya, Jumat (5/1/2018).
Selama berada di Negeri Jiran, Tasmi sempat berkomunikasi beberapa kali dengan pihak keluarganya. Komunikasi terakhir dilakukan akhir November 2017 lalu. Saat itu, Tasmi meminta kiriman uang untuk biaya berobat karena sedang sakit.
”Permintaan itu tidak bisa dituruti karena keluarga disini juga tidak punya uang. Setelah itu, tidak ada lagi komunikasi dari Tasmi. Kalau komunikasi biasanya lewat saya,” kata Sukarman (54), salah satu kerabat korban.
Sripah yang selama ini tinggal sendirian dirumah karena suaminya sudah tiada. Sripah hanya dikaruniai satu orang anak, yakni Tasmi yang dikabarkan sudah meninggal di Malaysia tersebut.
Tasmi sebelumnya sempat menikah tetapi tidak dikaruniai anak. Setelah bercerai dengan suaminya, Tasmi kemudian memutuskan bekerja jadi TKI ke Malaysia.
Kades Sumberagung Susilo menyatakan, kabar meninggalnya Tasmi diterima pihak keluarga, Kamis (4/1/2018) kemarin. Selain keluarga, pihak desa juga mendapat pemberitahuan perihal meninggalnya Tasmi yang disampaikan petugas dari Disnakertrans Grobogan.Berdasarkan pemberitahuan tersebut, korban meninggal karena sakit yang juga dilengkapi dengan hasil otopsi dari pihak rumah sakit. Saat ini, jenazahnya masih berada di RS Malaka, Malaysia.Pihak keluarga berharap agar jenazah Tasmi bisa segera dipulangkan untuk dimakamkan dikampung halamannya.”Pihak keluarga berasal dari keluarga kurang mampu. Mereka berharap agar jenazahnya bisa dipulangkan untuk dimakamkan di kampung halaman. Ini, saya sedang membantu menyiapkan kelengkapan administrasi yang dibutuhkan,” katanya.
Editor: Supriyadi
Murianews, Grobogan - Proses keberangkatan Tasmi (43), warga Desa Sumberagung, Kecamatan Godong menjadi TKI ke Malaysia masih terus dilacak. Pihak keluarganya juga tidak begitu mengerti dengan perusahaan yang menyalurkannya bekerja ke Malaysia.
”Seingat saya, dulu ada yang menawari kerja ke Malaysia. Kira-kira, sudah ada empat tahun berangkatnya ke Malaysia,” kata Sripah (70), ibu kandung Tasmi saat ditemui wartawan dirumahnya, Jumat (5/1/2018).
Selama berada di Negeri Jiran, Tasmi sempat berkomunikasi beberapa kali dengan pihak keluarganya. Komunikasi terakhir dilakukan akhir November 2017 lalu. Saat itu, Tasmi meminta kiriman uang untuk biaya berobat karena sedang sakit.
”Permintaan itu tidak bisa dituruti karena keluarga disini juga tidak punya uang. Setelah itu, tidak ada lagi komunikasi dari Tasmi. Kalau komunikasi biasanya lewat saya,” kata Sukarman (54), salah satu kerabat korban.
Sripah yang selama ini tinggal sendirian dirumah karena suaminya sudah tiada. Sripah hanya dikaruniai satu orang anak, yakni Tasmi yang dikabarkan sudah meninggal di Malaysia tersebut.
Tasmi sebelumnya sempat menikah tetapi tidak dikaruniai anak. Setelah bercerai dengan suaminya, Tasmi kemudian memutuskan bekerja jadi TKI ke Malaysia.
Kades Sumberagung Susilo menyatakan, kabar meninggalnya Tasmi diterima pihak keluarga, Kamis (4/1/2018) kemarin. Selain keluarga, pihak desa juga mendapat pemberitahuan perihal meninggalnya Tasmi yang disampaikan petugas dari Disnakertrans Grobogan.
Berdasarkan pemberitahuan tersebut, korban meninggal karena sakit yang juga dilengkapi dengan hasil otopsi dari pihak rumah sakit. Saat ini, jenazahnya masih berada di RS Malaka, Malaysia.
Pihak keluarga berharap agar jenazah Tasmi bisa segera dipulangkan untuk dimakamkan dikampung halamannya.
”Pihak keluarga berasal dari keluarga kurang mampu. Mereka berharap agar jenazahnya bisa dipulangkan untuk dimakamkan di kampung halaman. Ini, saya sedang membantu menyiapkan kelengkapan administrasi yang dibutuhkan,” katanya.
Editor: Supriyadi