ESDM Jateng Cek Lokasi Semburan Lumpur Gas di Kemiri Grobogan, Ini Hasilnya
Dani Agus
Senin, 2 Juli 2018 16:03:45
Hal ini dibuktikan dengan adanya tim dari ESDM yang melakukan pengecekan ke lokasi pembuatan sumur, Senin (2/7/2018).
Sejumlah pegawai dari instansi terkait di Grobogan ikut mendampingi pengecekan lokasi pengeboran sumur itu. Yakni, dari DLH, Disperindag, Bagian Perekonomian, aparat kecamatan dan desa setempat.
Kabag Perekonomian Pemkab Grobogan Pradana Setyawan menyatakan, dari pengecekan yang dilakukan, sisa lumpur yang keluar dari mulut pipa pengeboran sumur terdeteksi mengandung gas Hidrogen Sulfida (H2S). Meski demikian, kandungan gas tersebut tidak membahayakan karena volumenya masih jauh dari ambang batas.
“Kandungan gas yang keluar terdeteksi mengandung gas H2S sekitar 3,4 ppm yang masih jauh dari ambang batas yaitu 20 ppm. Dengan demikian, kandungan gas yang keluar kemarin tidak membahayakan,” jelasnya.
Baca : Sumur Bor di Kemiri Grobogan Semburkan Lumpur dan GasMenurutnya, saat ini, semburan lumpur dari pengeboran sumur itu memang sudah berhenti. Pihak ESDM merekomendasikan agar lubang pengeboran ditutup dengan cor.
Namun, saat penutupan itu harus diberi aliran untuk mengeluarkan sebagian gas ke udara guna menghindari tekanan berlebihan, dengan memasang pipa setinggi 5 meter.“Pihak ESDM juga mengimbau kepada warga untuk tidak melakukan pengeboran di daerah itu. Soalnya, kawasan Desa Kemiri termasuk jalur aliran gas bawah tanah,” sambungnya.Seperti diberitakan, aktivitas pembuatan sumur bor yang dilakukan warga Desa Kemiri, Kecamatan Gubug, Grobogan sempat membikin cemas warga setempat. Hal ini terkait dengan keluarnya semburan lumpur yang mengandung gas belerang di lokasi pengeboran.Pembuatan sumur bor itu dilakukan di lahan milik Siswanto (38), warga RT 02, RW 02, mulai Sabtu (30/6/2018) pagi hingga malam. Pada pengeboran tanah dengan kedalaman 38 meter, mendadak terdengar suara gemuruh dan akhirnya muncul semburan lumpur cukup tinggi hingga menyentuh atap rumah. Bersamaan dengan munculnya semburan juga tercium bau gas menyengat.Hingga keesokan harinya, semburan lumpuh masih keluar tetapi tidak mencuat tinggi seperti sebelumnya. Upaya mencegah semburan kemudian dilakukan dengan menyumbat lubang pengeboran menggunakan karung yang diisi tanah.“Semburan lumpur , sejak Minggu malam tadi sudah berhenti total. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, aktivitas pembuatan sumur dihentikan dulu,” kata Sekretaris Kecamatan Gubug Kuspriyati, Senin (2/7/2018).
Editor : Ali Muntoha
Murianews, Grobogan - Munculnya semburan lumpur yang mengandung gas dari aktvitas pembuatan sumur bor di Desa Kemiri, Kecamatan Gubug, Grobogan ternyata mendapat perhatian serius dari Dinas ESDM Provinsi Jateng.
Hal ini dibuktikan dengan adanya tim dari ESDM yang melakukan pengecekan ke lokasi pembuatan sumur, Senin (2/7/2018).
Sejumlah pegawai dari instansi terkait di Grobogan ikut mendampingi pengecekan lokasi pengeboran sumur itu. Yakni, dari DLH, Disperindag, Bagian Perekonomian, aparat kecamatan dan desa setempat.
Kabag Perekonomian Pemkab Grobogan Pradana Setyawan menyatakan, dari pengecekan yang dilakukan, sisa lumpur yang keluar dari mulut pipa pengeboran sumur terdeteksi mengandung gas Hidrogen Sulfida (H2S). Meski demikian, kandungan gas tersebut tidak membahayakan karena volumenya masih jauh dari ambang batas.
“Kandungan gas yang keluar terdeteksi mengandung gas H2S sekitar 3,4 ppm yang masih jauh dari ambang batas yaitu 20 ppm. Dengan demikian, kandungan gas yang keluar kemarin tidak membahayakan,” jelasnya.
Baca : Sumur Bor di Kemiri Grobogan Semburkan Lumpur dan Gas
Menurutnya, saat ini, semburan lumpur dari pengeboran sumur itu memang sudah berhenti. Pihak ESDM merekomendasikan agar lubang pengeboran ditutup dengan cor.
Namun, saat penutupan itu harus diberi aliran untuk mengeluarkan sebagian gas ke udara guna menghindari tekanan berlebihan, dengan memasang pipa setinggi 5 meter.
“Pihak ESDM juga mengimbau kepada warga untuk tidak melakukan pengeboran di daerah itu. Soalnya, kawasan Desa Kemiri termasuk jalur aliran gas bawah tanah,” sambungnya.
Seperti diberitakan, aktivitas pembuatan sumur bor yang dilakukan warga Desa Kemiri, Kecamatan Gubug, Grobogan sempat membikin cemas warga setempat. Hal ini terkait dengan keluarnya semburan lumpur yang mengandung gas belerang di lokasi pengeboran.
Pembuatan sumur bor itu dilakukan di lahan milik Siswanto (38), warga RT 02, RW 02, mulai Sabtu (30/6/2018) pagi hingga malam. Pada pengeboran tanah dengan kedalaman 38 meter, mendadak terdengar suara gemuruh dan akhirnya muncul semburan lumpur cukup tinggi hingga menyentuh atap rumah. Bersamaan dengan munculnya semburan juga tercium bau gas menyengat.
Hingga keesokan harinya, semburan lumpuh masih keluar tetapi tidak mencuat tinggi seperti sebelumnya. Upaya mencegah semburan kemudian dilakukan dengan menyumbat lubang pengeboran menggunakan karung yang diisi tanah.
“Semburan lumpur , sejak Minggu malam tadi sudah berhenti total. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, aktivitas pembuatan sumur dihentikan dulu,” kata Sekretaris Kecamatan Gubug Kuspriyati, Senin (2/7/2018).
Editor : Ali Muntoha