Setelah 19 Bulan Digratiskan, Kawin Suntik Sapi di Grobogan Kini Mulai Berbayar Lagi
Dani Agus
Rabu, 15 Agustus 2018 15:02:58
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Grobogan Riyanto menyatakan, digratiskannya pelayanan IB dilakukan seiring adanya program IB gratis dari pemerintah mulai tahun 2017. Pelayanan IB gratis itu diluncurkan untuk mendukung program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab).
Tujuan utama program ini adalah untuk meningkatkan jumlah populasi sapi. Adapun sasaran jangka panjangnya adalah untuk mendukung target swasembada daging.
Dari jumlah sapi yang dikawin suntik dengan bibit unggul tersebut diharapkan tingkat keberhasilannya berkisar 73 persen, atau hampir 60 ribu ekor sapi bunting.
Pada tahun 2018, program IB gratis masih diluncurkan dengan alokasi dana yang didapat sekitar Rp 4 miliar. Dalam program tersebut ditargetkan ada sekitar 82 ribu ekor sapi betina yang terjangkau pelayanan IB gratis. Target IB gratis tahun 2018 untuk 82 ribu ekor sapi betina sudah terpenuhi hingga pertengahan Agustus ini.
“Dengan kondisi itu maka mulai 16 Agustus 2018, pelayanan IB kembali seperti sebelum ada program Upsus Siwab. Yakni, ada biaya yang dibebankan pada pemilik sapi. Biaya pelayanan IB berkisar Rp 50 ribu per sekali suntikan. Hal ini sudah kita sosialisasikan pada masyarakat agar bisa dimengerti,” jelas Riyanto, Rabu (15/8/2018).Selain pelayanan IB, dalam Upsus Siwab ada progam penanganan gangguan reproduksi terhadap sapi betina. Terutama, untuk sapi yang dikategorikan majer atau mandul. Penanganannya akan dilakukan dengan pemberian hormon khusus dan pakan berkualitas berupa konsentrat.Setelah sapi majer ini sehat, nantinya akan diberikan pelayanan IB ketika masa birahi. Jika sekali dikasih IB belum juga bunting, maka pada masa birahi selanjutnya akan dikawin suntik ulang.Kalau sampai beberapa kali gagal bunting, maka sapi tersebut baru betul-betul dilabeli majer dan selanjutnya bisa diafkir atau dipotong untuk dijual dagingnya.
Editor : Ali Muntoha
Murianews, Grobogan - Mulai pertengahan Agustus 2018, pelaksanaan kawin suntik atau inseminasi buatan (IB) di Grobogan kembali dipungut biaya. Sebelumnya, selama 1,7 tahun (19 bulan) pemilik sapi yang membutuhkan pelayanan IB sempat digratiskan, karena biayanya sudah ditanggung pemerintah pusat melalui dana APBN.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Grobogan Riyanto menyatakan, digratiskannya pelayanan IB dilakukan seiring adanya program IB gratis dari pemerintah mulai tahun 2017. Pelayanan IB gratis itu diluncurkan untuk mendukung program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab).
Tujuan utama program ini adalah untuk meningkatkan jumlah populasi sapi. Adapun sasaran jangka panjangnya adalah untuk mendukung target swasembada daging.
Dari jumlah sapi yang dikawin suntik dengan bibit unggul tersebut diharapkan tingkat keberhasilannya berkisar 73 persen, atau hampir 60 ribu ekor sapi bunting.
Pada tahun 2018, program IB gratis masih diluncurkan dengan alokasi dana yang didapat sekitar Rp 4 miliar. Dalam program tersebut ditargetkan ada sekitar 82 ribu ekor sapi betina yang terjangkau pelayanan IB gratis. Target IB gratis tahun 2018 untuk 82 ribu ekor sapi betina sudah terpenuhi hingga pertengahan Agustus ini.
“Dengan kondisi itu maka mulai 16 Agustus 2018, pelayanan IB kembali seperti sebelum ada program Upsus Siwab. Yakni, ada biaya yang dibebankan pada pemilik sapi. Biaya pelayanan IB berkisar Rp 50 ribu per sekali suntikan. Hal ini sudah kita sosialisasikan pada masyarakat agar bisa dimengerti,” jelas Riyanto, Rabu (15/8/2018).
Selain pelayanan IB, dalam Upsus Siwab ada progam penanganan gangguan reproduksi terhadap sapi betina. Terutama, untuk sapi yang dikategorikan majer atau mandul. Penanganannya akan dilakukan dengan pemberian hormon khusus dan pakan berkualitas berupa konsentrat.
Setelah sapi majer ini sehat, nantinya akan diberikan pelayanan IB ketika masa birahi. Jika sekali dikasih IB belum juga bunting, maka pada masa birahi selanjutnya akan dikawin suntik ulang.
Kalau sampai beberapa kali gagal bunting, maka sapi tersebut baru betul-betul dilabeli majer dan selanjutnya bisa diafkir atau dipotong untuk dijual dagingnya.
Editor : Ali Muntoha