Kamis, 20 November 2025


Warga berharap, keberadaan pohon cemara itu bisa tetap dipertahankan. Ini karena, pohon cemara sudah jadi salah satu ikon simpanglima selain tower air ditengah bundaran.

“Pohon cemara ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Kami harap, pohon itu jangan ditebangi karena bikin asri di kawasan simpanglima dan seolah sudah jadi ciri khas,” kata Agung Purwoto, warga jalan Gajah Mada Purwodadi.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Nugroho Agus Prastowo menyatakan, meski dilakukan revitalisasi, namun pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin untuk mempertahankan keberadaan pohon yang sudah ada di dalam kawasan tersebut. Bahkan, nantinya keberadaan pohon akan ditambah lagi jika proyek sudah rampung.

“Kami sudah koordinasi dengan rekanan masalah pohon ini. Kalau tidak terpaksa sekali, jangan sampai ditebang pohonnya. Baik pohon cemara atau jenis lainnya,” jelasnya, Jumat (28/9/2018).

Menurut Agus, hingga saat ini, progres proyek revitalisasi dengan alokasi dana Rp 4,8 miliar itu sudah berkisar 46 persen. Sedangkan batas penyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak kerja berakhir pada 13 Desember mendatang.Proyek revitalisasi yang dilakukan saat ini merupakan tahapan pertama dari dua tahap yang direncanakan secara keseluruhan. Pada tahap pertama, kawasan simpanglima nantinya akan didesain dengan taman dalam, pedestrian taman, dan pembuatan drainase dengan sistem U-Ditch serta penyediaan jogging area. Areal yang dikerjakan pada tahap pertama ini selebar sekitar 19 meter.Untuk penataan drainase sudah dikerjakan pada awal dimulainya proyek revitalisasi. Hal itu dilakukan karena daerah tersebut sering kali tergenangi air saat hujan deras.“Setelah ini selesai, nanti akan dilanjutkan revitalisasi tahap kedua. Untuk tahap kedua, rencana dapat alokasi anggaran APBD sekitar Rp 6 miliar. Saat ini, masih dilakukan pembahasan APBD 2019. Setelah APBD ditetapkan, nanti akan langsung kita lelangkan proyek revitalisasi tahap keduanya,” imbuh Agus.Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler