Jumat, 21 November 2025


Menurutnya, intensitas kebakaran tiap tahun masih cukup tinggi. Sebagian besar musibah tersebut tidak bisa tertangani dengan maksimal karena beberapa hal. Salah satunya terbatasnya armada damkar yang dinilai belum sebanding dengan luas wilayah Grobogan.

Saat ini, sudah ada tiga pos damkar yang dimiliki. Yakni, di Kecamatan Gubug untuk membantu upaya pemadaman di wilayah barat dan di Kecamatan Wirosari guna menanggulangi kebakaran di wilayah timur serta di Purwodadi. Pada masing-masing pos ini ada satu mobil damkar dan satu mobil tangki penyuplai air. Satu pos lagi ada di kantor pusat (Purwodadi) yang punya enam armada damkar dan dua mobil penyuplai air.

“Kita rencanakan ada penambahan satu pos damkar lagi kedepan. Nanti akan kita koordinasikan dengan instansi terkait untuk penempatan pos damkar baru,” jelasnya.

Upaya lain yang dilakukan untuk menekan angka kebakaran adalah menggelar serangkaian pelatihan pemadaman dasar pada sejumlah pihak. Antara lain, untuk para pegawai pemerintahan dan BUMD, pelajar, Satpool PP hingga ibu rumah tangga. Dengan pelatihan ini diharapkan mereka bisa membantu melakukan upaya penanganan awal ketika terjadi kebakaran di sekitarnya.
Sementara itu, data yang dihimpun MuriaNewsCom menyebutkan, sepanjang tahun 2018 ini, sudah terjadi 100 kali kebakaran yang tersebar di berbagai kecamatan. Kebakaran yang terjadi menyebabkan nilai kerugian material hingga miliaran.Selain terbatasnya armada damkar, sulitnya menanggulangi kebakaran disebabkan faktor alam. Yakni, terbatasnya, persediaan air sehingga menyulitkan warga untuk melakukan upaya pemadaman jika terjadi kebakaran yang sebagian besar berlangsung saat puncak kemarau.“Ketika musim kemarau tiba, cari air untuk kebutuhan rumah saja susahnya minta ampun. Makanya, ketika ada kebakaran musim kemarau warga sulit mengatasinya,” ujar Ahmadi, warga Desa Tahunan, Kecamatan Gabus.Editor : Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler