Semester I, 52 Kebakaran Terjadi di Grobogan
Dani Agus
Rabu, 3 Juli 2019 18:00:01
“Dari Januari sampai akhir Juni, totalnya ada 52 kali kebakaran. Adapun tafsir nilai kerugian material keseluruhan mencapai Rp 2,8 miliar,” ungkap Kabid Damkar Grobogan Ignatius Gogot Cahyanto, Rabu (3/7/2019).
Dijelaskan, kebakaran paling banyak terjadi pada bulan Juni, yakni ada 22 kejadian. Kemudian, Mei (9), Januari (8), April (7), Februari (5), dan Maret hanya ada 1 kejadian.
Lebih lanjut Gogot menerangkan, berdasarkan penyebabnya, kebakaran yang terjadi dipicu beberapa faktor. Paling banyak disebabkan korsleting listrik (20 kali), bediang (8), obat nyamuk (5), kompor gas (4), tungku pawon (3), pembakaran sampah (2), petasan dan puntung rokok masing-masing 1 kali. Sedangkan 8 kasus kebakaran lainnya belum teridentifikasi penyebabnya secara spesifik.
Terkait kondisi itu, ia meminta warga untuk bersikap waspada terhadap datangnya bencana kebakaran. Sebab, berdasarkan pengalaman tahun-tahun lalu, setiap musim kemarau tiba maka peristiwa kebakaran mulai sering terjadi.
Terkait kondisi itu, ia meminta warga untuk bersikap waspada terhadap datangnya bencana kebakaran. Sebab, berdasarkan pengalaman tahun-tahun lalu, setiap musim kemarau tiba maka peristiwa kebakaran mulai sering terjadi.Gogot mengingatkan warga yang sebelumnya sempat menyalakan api di dapur atau perapian agar memeriksa ulang kondisi di sekitarnya sebelum ditinggal pergi. Hal ini perlu dilakukan karena kebakaran yang terjadi selama ini sebagian besar disebabkan keteledoran manusia. Reporter: Dani AgusEditor: Supriyadi
MURIANEWS.com, Grobogan - Intensitas musibah kebakaran di wilayah Grobogan pada tahun 2019 ini ternyata cukup tinggi. Indikasinya, hingga akhir semester I atau akhir Juni lalu, sudah ada 52 kebakaran di 17 kecamatan. Dari 19 kecamatan yang ada, hanya Kecamatan Toroh dan Klambu yang belum terdapat laporan adanya musibah kebakaran.
“Dari Januari sampai akhir Juni, totalnya ada 52 kali kebakaran. Adapun tafsir nilai kerugian material keseluruhan mencapai Rp 2,8 miliar,” ungkap Kabid Damkar Grobogan Ignatius Gogot Cahyanto, Rabu (3/7/2019).
Dijelaskan, kebakaran paling banyak terjadi pada bulan Juni, yakni ada 22 kejadian. Kemudian, Mei (9), Januari (8), April (7), Februari (5), dan Maret hanya ada 1 kejadian.
Lebih lanjut Gogot menerangkan, berdasarkan penyebabnya, kebakaran yang terjadi dipicu beberapa faktor. Paling banyak disebabkan korsleting listrik (20 kali), bediang (8), obat nyamuk (5), kompor gas (4), tungku pawon (3), pembakaran sampah (2), petasan dan puntung rokok masing-masing 1 kali. Sedangkan 8 kasus kebakaran lainnya belum teridentifikasi penyebabnya secara spesifik.
Terkait kondisi itu, ia meminta warga untuk bersikap waspada terhadap datangnya bencana kebakaran. Sebab, berdasarkan pengalaman tahun-tahun lalu, setiap musim kemarau tiba maka peristiwa kebakaran mulai sering terjadi.
Gogot mengingatkan warga yang sebelumnya sempat menyalakan api di dapur atau perapian agar memeriksa ulang kondisi di sekitarnya sebelum ditinggal pergi. Hal ini perlu dilakukan karena kebakaran yang terjadi selama ini sebagian besar disebabkan keteledoran manusia.
Reporter: Dani Agus
Editor: Supriyadi