Bencana Kekeringan di Grobogan Makin Parah, 117 Desa di 16 Kecamatan Krisis Air Bersih
Dani Agus
Rabu, 21 Agustus 2019 16:07:22
Awal Agustus lalu, jumlah desa kekeringan baru berkisar 90 desa. Namun, saat ini, jumlahnya sudah bertambah jadi 117 desa yang tersebar di 15 kecamatan.
Dari 19 kecamatan yang ada, hanya wilayah Kecamatan Godong, Gubug, Tegowanu, dan Klambu yang relatif aman dari bencana kekeringan. Dibandingkan tahun sebelumnya, bencana kekeringan tahun ini dinilai paling parah.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Grobogan Endang Sulistyoningsih mengatakan, tingginya jumlah desa tersebut lantaran musim kemarau pada 2019 durasinya lebih panjang. Berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kemarau tahun ini akan mencapai November. Sedangkan, untuk puncak kemarau diprediksi akan terjadi pada September.
Endang menjelaskan, pihaknya sudah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 651 tangki ke desa yang terdampak kekeringan. Dalam penyaluran air bersih ini, pihaknya sempat terkendala dengan terbatasnya armada. Selama ini, pelaksanaan droping air bersih dilakukan dengan menggunakan armada PDAM dan ada dukungan juga dari PMI Grobogan.
Endang menjelaskan, pihaknya sudah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 651 tangki ke desa yang terdampak kekeringan. Dalam penyaluran air bersih ini, pihaknya sempat terkendala dengan terbatasnya armada. Selama ini, pelaksanaan droping air bersih dilakukan dengan menggunakan armada PDAM dan ada dukungan juga dari PMI Grobogan.“Alhamdulillah, saat ini kita bisa lebih banyak lagi melakukan droping setelah ada pinjaman mobil tangki dari PT Sidorukun dan BPBD Jateng. Untuk tangki dari PT Sidorukun sudah kami terima dan segera dimanfaatkan. Sementara dari BPBD Jateng, rencananya tiba di Grobogan Kamis besok,” ujarnya. Reporter: Dani AgusEditor: Supriyadi
MURIANEWS.com, Grobogan - Hujan yang tidak kunjung turun menyebabkan bencana kekeringan yang terjadi di Grobogan bertambah parah. Indikasinya bisa dilihat dari bertambahnya jumlah desa yang mengalami dampak kekeringan.
Awal Agustus lalu, jumlah desa kekeringan baru berkisar 90 desa. Namun, saat ini, jumlahnya sudah bertambah jadi 117 desa yang tersebar di 15 kecamatan.
Dari 19 kecamatan yang ada, hanya wilayah Kecamatan Godong, Gubug, Tegowanu, dan Klambu yang relatif aman dari bencana kekeringan. Dibandingkan tahun sebelumnya, bencana kekeringan tahun ini dinilai paling parah.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Grobogan Endang Sulistyoningsih mengatakan, tingginya jumlah desa tersebut lantaran musim kemarau pada 2019 durasinya lebih panjang. Berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kemarau tahun ini akan mencapai November. Sedangkan, untuk puncak kemarau diprediksi akan terjadi pada September.
Endang menjelaskan, pihaknya sudah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 651 tangki ke desa yang terdampak kekeringan. Dalam penyaluran air bersih ini, pihaknya sempat terkendala dengan terbatasnya armada. Selama ini, pelaksanaan droping air bersih dilakukan dengan menggunakan armada PDAM dan ada dukungan juga dari PMI Grobogan.
“Alhamdulillah, saat ini kita bisa lebih banyak lagi melakukan droping setelah ada pinjaman mobil tangki dari PT Sidorukun dan BPBD Jateng. Untuk tangki dari PT Sidorukun sudah kami terima dan segera dimanfaatkan. Sementara dari BPBD Jateng, rencananya tiba di Grobogan Kamis besok,” ujarnya.
Reporter: Dani Agus
Editor: Supriyadi