Kamis, 20 November 2025


Setiap tahun, pasokan air dari waduk biasanya ditutup selama dua bulan, yakni pada bulan Juli hingga Agustus. Penutupan ini dilakukan untuk masa pemeliharaan jaringan irigasi.

Biasanya, pasokan air sudah digelontorkan ke saluran irigasi pada awal September. Tetapi, pada tahun ini, air dari waduk belum juga digelontorkan hingga menjelang akhir Oktober. Dengan kondisi ini maka musim tanam pertama (MT I) dipastikan akan mengalami kemunduran.

Kabid Operasional dan Pemeliharaan Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana Dina Noviadriana mengatakan, pasokan air belum dibuka karena elevasi Waduk Kedungombo masih berada dibawah batas aman. Saat ini, elevasi masih berada pada angka 78,88 meter. Untuk bisa digelontorkan, elevasi minimal berada di angka 85,0 meter.

“Dalam rapat dengan komisi irigasi, air dari Kedungombo akan mulai digelontorkan awal November. Hal ini juga menyesuaikan perkiraan cuaca dari BMKG,” katanya.

Menurut Dina, sejumlah waduk dan bendungan mengalami penurunan elevasi secara drastis pada musim kemarau yang ekstrim ini. Menurunnya elevasi ini salah satu penyebabnya adalah kondisi cuaca yang suhunya diatas 38 derajat celsius dan berlangsung cukup lama.
Menurut Dina, sejumlah waduk dan bendungan mengalami penurunan elevasi secara drastis pada musim kemarau yang ekstrim ini. Menurunnya elevasi ini salah satu penyebabnya adalah kondisi cuaca yang suhunya diatas 38 derajat celsius dan berlangsung cukup lama.Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Grobogan Edhie Sudaryanto mengatakan, luas areal pertanian persawahan diwilayahnya sekitar 83 ribu hektar. Sebagian besar areal pertanian ini belum ada yang ditanami karena dampak kemarau panjang.“Sebagian besar areal pertanian di Grobogan adalah sawah tadah hujan. Sementara yang mendapatkan aliran irigasi ada sekitar 35 ribu hektar,” ujarnya. Reporter: Dani AgusEditor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler