Rabu, 19 November 2025


Dialirkannya air ke saluran irigasi tersebut disambut gembira para petani. Sebab, dengan adanya air tersebut, para petani bisa mulai mengolah lahan untuk persiapan musim tanam pertama (MT I).

Menurut petani, pasokan air ke saluran irigasi itu dinilai mundur dari biasanya akibat turunnya elevasi WKO akibat cuaca ekstrem. Selama ini, pasokan air sudah dialirkan untuk persiapan MT I pada awal September.

“MT I tahun ini mundur sekitar satu bulan lebih karena aliran air dari Kedungombo baru digelontorkan. Biasanya, pada pertengahan Oktober sudah tanam padi. Saat ini, kita baru mau mulai mempersiapkan lahan sawah,” kata Sumardi, petani di Desa Krangganharjo, Kecamatan Toroh, Selasa (5/11/2019).

Kabid Operasional dan Pemeliharaan Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana Dina Noviadriana mengatakan, penggelontoran air dari WKO sudah dilakukan pada Kamis (31/10/2019) lalu. Menurutnya, pintu air WKO saat ini dibuka dengan kecepatan 50 meter kubik per detik. Nantinya, pintu air bisa dibuka hingga batas maksimal 70 meter kubik per detik, sesuai kebutuhan irigasi di jaringan sistem Kedungombo.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Grobogan Edhie Sudaryanto mengatakan, luas areal pertanian persawahan di wilayahnya sekitar 83 ribu hektar. Sebagian besar areal pertanian ini belum ada yang ditanami karena dampak kemarau panjang.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Grobogan Edhie Sudaryanto mengatakan, luas areal pertanian persawahan di wilayahnya sekitar 83 ribu hektar. Sebagian besar areal pertanian ini belum ada yang ditanami karena dampak kemarau panjang.“Sebagian besar areal pertanian di Grobogan adalah sawah tadah hujan. Sementara yang mendapatkan aliran irigasi ada sekitar 35 ribu hektar,” ujarnya.Dengan dibukanya pintu air WKO maka, sawah yang dilalui jaringan irigasi bisa mulai melaksanakan MT I pada bulan November ini. Sementara, pada areal sawah tadah hujan masih menunggu musim hujan tiba. Reporter: Dani AgusEditor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler