Tindakan ini dilakukan setelah rapid test yang dilakukan terhadap delapan santri itu hasilnya reaktif.
”Total santri dari Temboro yang kita rapid test ada sekitar 130 orang. Dari jumlah ini, ada delapan orang yang hasilnya reaktif,” kata Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Blora Lilik Hernanto saat jumpa pers, Jumat (1/5/2020).
Mereka yang reaktif rapid test ini akan segera menjalani uji swab untuk memastikan kondisinya. “Sedang kita persiapkan untuk uji swab. Semoga nanti hasilnya negatif,” sambungnya.
Lilik menyatakan, kedelapan santri itu nantinya juga akan dirawat di Klinik Bhakti Padma. Dengan langkah ini maka kondisi mereka bisa dipantau dengan baik.
“Saat ini, sedang kita siapkan. Besok Senin kemungkinan sudah siap digunakan untuk merawat mereka yang rapid reaktif,” cetusnya.
Lilik meminta masyarakat tetap waspada dan jangan takut berlebihan karena hal ini bisa menurunkan daya tahan tubuh atau imunitas. Kemudian, masyarakat tidak perlu menstigma korban atau keluarganya.
“Mereka bukan penjahat, mereka juga korban, ini bukan aib. Itu bisa menimpa kita semua, kita tidak boleh mendiskriminasi mereka. Tetap laksanakan protokol kesehatan sesuai imbauan pemerintah,” terangnya.Ditambahkan, pada hari ini, pihaknya mendapat kabar jika ada satu PDP asal Blora yang meninggal dalam perawatan di salah satu rumah sakit di Purwodadi, Grobogan. Sebelum meninggal, pasien dari Kecamatan Jati itu sudah sempat menjalani uji swab.“Untuk PDP ini sudah di swab dua kali tetapi belum keluar hasilnya. Mudah-mudahan hasilnya negatif,” pungkasnya. Reporter: Dani AgusEditor: Ali Muntoha
”Total santri dari Temboro yang kita rapid test ada sekitar 130 orang. Dari jumlah ini, ada delapan orang yang hasilnya reaktif,” kata Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Blora Lilik Hernanto saat jumpa pers, Jumat (1/5/2020).
Mereka yang reaktif rapid test ini akan segera menjalani uji swab untuk memastikan kondisinya. “Sedang kita persiapkan untuk uji swab. Semoga nanti hasilnya negatif,” sambungnya.
Lilik menyatakan, kedelapan santri itu nantinya juga akan dirawat di Klinik Bhakti Padma. Dengan langkah ini maka kondisi mereka bisa dipantau dengan baik.
“Saat ini, sedang kita siapkan. Besok Senin kemungkinan sudah siap digunakan untuk merawat mereka yang rapid reaktif,” cetusnya.
Lilik meminta masyarakat tetap waspada dan jangan takut berlebihan karena hal ini bisa menurunkan daya tahan tubuh atau imunitas. Kemudian, masyarakat tidak perlu menstigma korban atau keluarganya.



