Kasus DBD di Blora Tak Kalah Mengkhawatirkan dari Corona, Dua Penderita Meninggal
Dani Agus
Jumat, 26 Juni 2020 19:14:18
Soalnya, sepanjang tahun 2020 ini, sudah muncul puluhan kasus DBD. Bahkan, penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini sudah menelan korban jiwa.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Blora Lilik Hernanto mengungkapkan, sepanjang tahun 2020 ini, tercatat sudah ada 88 kasus DBD. Dari kasus sebanyak ini, ada dua penderita DBD yang meninggal dunia.
“Hingga saat ini, sudah ada 88 penderita demam berdarah dengan dua kematian. Wilayah yang kasusnya tertinggi ada di Kecamatan Blora, Cepu dan Kunduran. Mari kita terus gencarkan gerakan 3M dan pemberantasan sarang nyamuk untuk mencegah DBD ini,” katanya, Jumat (26/6/2020).
Selain DBD, pihaknya juga memberikan perhatian lebih untuk kasus angka kematian ibu (AKI) melahirkan, angka kematian bayi dan balita (AKB), serta stunting.
Menurut Lilik, jumlah AKI di tahun 2020 ini sudah ada emapt kasus. Kemudian jumlah AKB ada 46 kasus, dengan rincian, enam di antaranya balita di atas satu tahun, dan 40 kasus lainnya adalah bayi.
“Sedangkan kasus stunting ada 7,59 persen dari 3.711 bayi balita yang ditimbang di Posyandu. Dengan kondisi ini, kami menekankan bahwa kasus DBD, AKI, AKB dan stunting jangan sampai dilupakan oleh masyarakat,” imbuhnya.Sementara itu, jumlah kasus positif corona di Blora pada Jumat (26/6/2020) masih sama seperti kemarin, yakni 48 orang.Rinciannya 36 dirawat, tujuh sembuh, dan lima meninggal dunia. Sedangkan
rapid test reaktif ada 31 orang, PDP lima orang, ODP masih 18, dan OTG ada 77 orang. Reporter: Dani AgusEditor: Ali Muntoha
MURIANEWS, Blora - Selain virus corona atau Covid-19, ada penyakit lain di Kabupaten Blora yang butuh perhatian serius dari berbagai pihak. Salah satunya adalah penyakit demam berdasar dengue (DBD).
Soalnya, sepanjang tahun 2020 ini, sudah muncul puluhan kasus DBD. Bahkan, penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini sudah menelan korban jiwa.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Blora Lilik Hernanto mengungkapkan, sepanjang tahun 2020 ini, tercatat sudah ada 88 kasus DBD. Dari kasus sebanyak ini, ada dua penderita DBD yang meninggal dunia.
“Hingga saat ini, sudah ada 88 penderita demam berdarah dengan dua kematian. Wilayah yang kasusnya tertinggi ada di Kecamatan Blora, Cepu dan Kunduran. Mari kita terus gencarkan gerakan 3M dan pemberantasan sarang nyamuk untuk mencegah DBD ini,” katanya, Jumat (26/6/2020).
Selain DBD, pihaknya juga memberikan perhatian lebih untuk kasus angka kematian ibu (AKI) melahirkan, angka kematian bayi dan balita (AKB), serta stunting.
Menurut Lilik, jumlah AKI di tahun 2020 ini sudah ada emapt kasus. Kemudian jumlah AKB ada 46 kasus, dengan rincian, enam di antaranya balita di atas satu tahun, dan 40 kasus lainnya adalah bayi.
“Sedangkan kasus stunting ada 7,59 persen dari 3.711 bayi balita yang ditimbang di Posyandu. Dengan kondisi ini, kami menekankan bahwa kasus DBD, AKI, AKB dan stunting jangan sampai dilupakan oleh masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu, jumlah kasus positif corona di Blora pada Jumat (26/6/2020) masih sama seperti kemarin, yakni 48 orang.
Rinciannya 36 dirawat, tujuh sembuh, dan lima meninggal dunia. Sedangkan rapid test reaktif ada 31 orang, PDP lima orang, ODP masih 18, dan OTG ada 77 orang.
Reporter: Dani Agus
Editor: Ali Muntoha