Rabu, 19 November 2025


Permintaan itu disampaikan Haerudin dalam apel siaga bencana dan gelar pasukan penanganan bencana yang dilangsungkan di halaman Setda Grobogan, Senin (2/11/2020).

“Apel ini sengaja diselenggarakan dengan tujuan adanya sinergi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi berbagai kemungkinan risiko terjadinya bencana alam. Meski demikian, kita tentunya berharap agar tidak ada bencana yang terjadi di Grobogan,” katanya.

Ia meminta kepada pihak BPBD untuk lebih sigap dalam penanganan bencana. Upaya monitoring kondisi lapangan perlu terus dilakukan setiap saat. Harapannya, jika terjadi bencana bisa meminimalisir korban jiwa maupun harta benda.

“Bencana alam ini tidak bisa diprediksi kapan datangnya. Untuk itu, sikap waspada selalu kita lakukan agar bisa mempercepat upaya penanganan,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Haerudin mengajak peran serta seluruh komponen masyarakat dalam penanggulangan dan pencegahan terjadinya bencana.

“Dalam penanggulangan dan pencegahan bencana ini, tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja. Kita butuh dukungan dan peran serta dari seluruh komponen masyarakat,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala BPBD Endang Sulistyoningsih mengungkapkan, berdasarkan peta geografis, Kabupaten Grobogan memang cukup rentan bencana. Sebab, letaknya berada di daerah cekungan perbukitan atau lembah. Yakni, antara perbukitan Pegunungan Kendeng Utara dan Kendeng Selatan.

Meski demikian, pihaknya akan berupaya untuk meminimalkan terjadinya bencana alam di wilayahnya.Sejauh ini, sudah cukup banyak langkah yang diambil dalam kaitannya dengan penanganan bencana tersebut. Misalnya, pembuatan embung, reboisasi, normalisasi sungai dan perbaikan tanggul.Menurut Endang, data hingga akhir September 2020, sudah terjadi beberapa kali bencana alam. Yakni, banjir sudah ada empat kali kejadian di beberapa lokasi. Dampak banjir ini mengakibatkan dua korban jiwa, 70 rumah rusak berat dan 307 rusak ringan.Kemudian, bencana tanah longsor sudah ada enam kali kejadian yang mengakibatkan satu korban jiwa dan delapan rumah rusak ringan.“Sedangkan untuk bencana puting beliung sudah terjadi satu kali yang mengakibatkan satu rumah rusak ringan,” jelasnya. Reporter: Dani AgusEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler