Waspada! Kasus DBD di Grobogan Mulai Meningkat
Dani Agus
Selasa, 9 November 2021 16:13:42
MURIANEWS, Grobogan - Memasuki musim penghujan, warga ternyata tidak hanya diminta waspada terhadap datangnya bencana alam saja. Tetapi, serangan Demam Berdarah Dengue (DBD) juga harus perlu mendapat perhatian serius.
Hal ini seiring meningkatnya kasus DBD pada awal musim penghujan ini. Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan Gunawan Cahyo mengatakanan, dari bulan Januari hingga Oktober 2021 terdapat sebanyak 178 kasus DBD.
Kasus DBD tertinggi terjadi pada bulan September sebanyak 37 kasus dan Oktober ada 44 kasus.
“Kasus paling banyak biasanya terjadi pada musim hujan. Data grafik lima tahunan yang dimiliki, setiap musim hujan kasus DBD di wilayah Kabupaten Grobogan mengalami kenaikan. Untuk itu, masyarakat kami minta waspada,” katanya, Selasa (9/11/2021).
Pada musim hujan, biasanya merupakan masa berkembang biaknya nyamuk
Aedes Aegypti yang menjadi penyebab serangan DBD.
Pada musim hujan banyak sekali tempat genangan air yang digunakan bertelur nyamuk tersebut. Puncak serangan DBD ini biasanya terjadi pada November hingga Februari tahun depan.
”Terkait dengan kondisi ini maka kami mengimbau kepada masyarakat untuk mengencarkan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Sebab, langkah ini merupakan upaya terbaik untuk menekan serangan DBD,” ujarnya.Selain PSN, upaya untuk mencegah penyebaran DBD bisa dilakukan dengan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB), larvasidasi di wilayah masing-masing, dan dengan pelaksanaan pengasapan (fogging) pada lokasi yang ditemukan kasus DBD.Kemudian, upaya pencegahan juga bisa dulakukan dengan menutup bak-bak air yang bisa berpotensi menjadi sarang nyamuk.Untuk bak-bak air kecil bisa ditaburi obat pembasmi nyamuk (abate). Sementara bak-bak tempat penampungan air besar bisa dengan menebar benih ikan cupang atau ikan kepala timah untuk memakan larva nyamuk. Reporter: Dani AgusEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_155401" align="alignleft" width="880"]

Petugas tengah melakukan fogging untuk mencegah peredaran nyamuk DBD. (MURIANEWS)[/caption]
MURIANEWS, Grobogan - Memasuki musim penghujan, warga ternyata tidak hanya diminta waspada terhadap datangnya bencana alam saja. Tetapi, serangan Demam Berdarah Dengue (DBD) juga harus perlu mendapat perhatian serius.
Hal ini seiring meningkatnya kasus DBD pada awal musim penghujan ini. Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan Gunawan Cahyo mengatakanan, dari bulan Januari hingga Oktober 2021 terdapat sebanyak 178 kasus DBD.
Kasus DBD tertinggi terjadi pada bulan September sebanyak 37 kasus dan Oktober ada 44 kasus.
“Kasus paling banyak biasanya terjadi pada musim hujan. Data grafik lima tahunan yang dimiliki, setiap musim hujan kasus DBD di wilayah Kabupaten Grobogan mengalami kenaikan. Untuk itu, masyarakat kami minta waspada,” katanya, Selasa (9/11/2021).
Pada musim hujan, biasanya merupakan masa berkembang biaknya nyamuk
Aedes Aegypti yang menjadi penyebab serangan DBD.
Pada musim hujan banyak sekali tempat genangan air yang digunakan bertelur nyamuk tersebut. Puncak serangan DBD ini biasanya terjadi pada November hingga Februari tahun depan.
”Terkait dengan kondisi ini maka kami mengimbau kepada masyarakat untuk mengencarkan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Sebab, langkah ini merupakan upaya terbaik untuk menekan serangan DBD,” ujarnya.
Selain PSN, upaya untuk mencegah penyebaran DBD bisa dilakukan dengan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB), larvasidasi di wilayah masing-masing, dan dengan pelaksanaan pengasapan (fogging) pada lokasi yang ditemukan kasus DBD.
Kemudian, upaya pencegahan juga bisa dulakukan dengan menutup bak-bak air yang bisa berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Untuk bak-bak air kecil bisa ditaburi obat pembasmi nyamuk (abate). Sementara bak-bak tempat penampungan air besar bisa dengan menebar benih ikan cupang atau ikan kepala timah untuk memakan larva nyamuk.
Reporter: Dani Agus
Editor: Ali Muntoha