Peringati Hari Wayang Nasional, KPSB Grobogan Gelar Pentas Wayang Kulit
Dani Agus
Selasa, 8 November 2022 11:05:17
Ini merupakan pentas wayang kedua dalam program Gerakan Ayoyang, akronim dari Ayo Nanggap Wayang yang diinisiasi KPSB Grobogan. Pentas wayang edisi perdana dilangsungkan di Desa Crewek, Kecamatan Kradenan, pada September lalu.
Pagelaran wayang kulit kali ini juga diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional tanggal 7 November. Wakil Bupati Grobogan Bambang Pujiyanto hadir sekaligus membuka pagelaran wayang di Desa Cingkrong itu.
Ada dua dalang lokal yang tampil di pentas wayang kulit dengan lakon ’’Lahirnya Gatotkaca’’ itu. Keduanya, yakni Ki Joko Umbaran dan Ki Adi Kliwir.
[caption id="attachment_330976" align="alignleft" width="1280"]

Pentas wayang kulit di Desa Cingkrong, Kecamatan Purwodadi. (Murianews/Dani Agus)[/caption]
Hadir di kesempatan itu, jajaran Muspika Purwodadi, kepala desa se-Kecamatan Purwodadi, dan jajaran pengurus Pepadi dan KPSB Grobogan.
Masyarakat antusias menyaksikan pagelaran wayang tersebut. Itu bisa dilihat dengan banyaknya penonton yang memenuhi halaman balai desa dan menyaksikan pentas wayang kulit hingga tuntas.
’’Sejak ada pandemi, baru kali ini nonton wayang kulit lagi. Saya senang nonton wayang sejak muda,’’ kata Sunarto, salah satu penonton wayang malam itu.
Baca: Curhat Perempuan di Grobogan Mengaku Dipersulit Bikin Serikat PekerjaKetua Komunitas Pemerhati Seni Budaya (KPSB) Grobogan Amin Hidayat merasa gembira dengan animo masyarakat terhadap pentas wayang tersebut. Itu membuktikan jika penggemar wayang di Grobogan masih banyak.
’’Ini merupakan pagelaran wayang yang didukung banyak pihak. Saya mengapresiasi penonton wayang di sini yang ternyata cukup menggembirakan,’’ katanya.
’’Ini merupakan pagelaran wayang yang didukung banyak pihak. Saya mengapresiasi penonton wayang di sini yang ternyata cukup menggembirakan,’’ katanya.Amin menyatakan, pentas wayang menjadi priorotas rutin KPSB Grobogan. Kenapa wayang jadi perhatian utama?’’Seperti kita tahu, dari sektor seni, wayang kulit ini paling terdampak seiring datangnya pandemi. Jadi kami upayakan untuk membangkitkan lagi kesenian wayang kulit,’’ cetusnya.
Baca: Audiensi, Buruh di Grobogan Minta UMK 2023 Naik 13 PersenDi sisi lain, wayang kulit merupakan warisan leluhur yang tidak ternilai harganya. Untuk itu, upaya pelestarian kesenian adi luhung ini harus terus dilakukan.’’Wayang adalah kesenian yang
bareng hidupnya dengan negeri ini, dan digagas para wali. Untuk itu, harus kita lestarikan keberadaannya,’’ sambungnya.Salah satu upaya untuk melestarikan adalah mengadakan pentas wayang secara rutin agar eksistensinya tetap terjaga. Untuk itulah, KPSB Grobogan meluncurkan Gerakan Ayo Nanggap Wayang atau disingkat jadi Gerakan Ayoyang.’’Kita harapkan nanti semua OPD, kepala desa, camat bisa nanggap wayang seara rutin. Minimal setahun sekali sudah bagus. Mari kita dukung bersama upaya pelestarian wayang kulit ini,’’ pungkasnya. Reporter: Dani AgusEditor: Zulkifli Fahmi
Murianews, Grobogan – Komunitas Pemerhati Seni Budaya (KPSB) Grobogan menggelar pagelaran wayang perdana di Desa Cingkrong, Kecamatan Purwodadi, Senin(7/11/2022) malam hingga Selasa dinihari.
Ini merupakan pentas wayang kedua dalam program Gerakan Ayoyang, akronim dari Ayo Nanggap Wayang yang diinisiasi KPSB Grobogan. Pentas wayang edisi perdana dilangsungkan di Desa Crewek, Kecamatan Kradenan, pada September lalu.
Pagelaran wayang kulit kali ini juga diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional tanggal 7 November. Wakil Bupati Grobogan Bambang Pujiyanto hadir sekaligus membuka pagelaran wayang di Desa Cingkrong itu.
Ada dua dalang lokal yang tampil di pentas wayang kulit dengan lakon ’’Lahirnya Gatotkaca’’ itu. Keduanya, yakni Ki Joko Umbaran dan Ki Adi Kliwir.
[caption id="attachment_330976" align="alignleft" width="1280"]

Pentas wayang kulit di Desa Cingkrong, Kecamatan Purwodadi. (Murianews/Dani Agus)[/caption]
Hadir di kesempatan itu, jajaran Muspika Purwodadi, kepala desa se-Kecamatan Purwodadi, dan jajaran pengurus Pepadi dan KPSB Grobogan.
Masyarakat antusias menyaksikan pagelaran wayang tersebut. Itu bisa dilihat dengan banyaknya penonton yang memenuhi halaman balai desa dan menyaksikan pentas wayang kulit hingga tuntas.
’’Sejak ada pandemi, baru kali ini nonton wayang kulit lagi. Saya senang nonton wayang sejak muda,’’ kata Sunarto, salah satu penonton wayang malam itu.
Baca: Curhat Perempuan di Grobogan Mengaku Dipersulit Bikin Serikat Pekerja
Ketua Komunitas Pemerhati Seni Budaya (KPSB) Grobogan Amin Hidayat merasa gembira dengan animo masyarakat terhadap pentas wayang tersebut. Itu membuktikan jika penggemar wayang di Grobogan masih banyak.
’’Ini merupakan pagelaran wayang yang didukung banyak pihak. Saya mengapresiasi penonton wayang di sini yang ternyata cukup menggembirakan,’’ katanya.
Amin menyatakan, pentas wayang menjadi priorotas rutin KPSB Grobogan. Kenapa wayang jadi perhatian utama?
’’Seperti kita tahu, dari sektor seni, wayang kulit ini paling terdampak seiring datangnya pandemi. Jadi kami upayakan untuk membangkitkan lagi kesenian wayang kulit,’’ cetusnya.
Baca: Audiensi, Buruh di Grobogan Minta UMK 2023 Naik 13 Persen
Di sisi lain, wayang kulit merupakan warisan leluhur yang tidak ternilai harganya. Untuk itu, upaya pelestarian kesenian adi luhung ini harus terus dilakukan.
’’Wayang adalah kesenian yang
bareng hidupnya dengan negeri ini, dan digagas para wali. Untuk itu, harus kita lestarikan keberadaannya,’’ sambungnya.
Salah satu upaya untuk melestarikan adalah mengadakan pentas wayang secara rutin agar eksistensinya tetap terjaga. Untuk itulah, KPSB Grobogan meluncurkan Gerakan Ayo Nanggap Wayang atau disingkat jadi Gerakan Ayoyang.
’’Kita harapkan nanti semua OPD, kepala desa, camat bisa nanggap wayang seara rutin. Minimal setahun sekali sudah bagus. Mari kita dukung bersama upaya pelestarian wayang kulit ini,’’ pungkasnya.
Reporter: Dani Agus
Editor: Zulkifli Fahmi