Aktivitas Rutin Tahunan Warga Banjarejo Ini Makin Menguatkan Adanya Kerajaan Medang Kamulan
Dani Agus
Kamis, 27 Oktober 2016 13:51:14
Dengan menggunakan tempayan, para petani mendulang tanah sawah untuk mencari emas. Kegiatan seperti ini ternyata seperti sudah jadi semacam tradisi menjelang musim tanam padi. “Menjelang musim tanam padi memang banyak petani nyari emas di areal sawah. Kegiatan ini akan berakhir ketika benih padi sudah ditanam di areal sawah,” kata Kades Banjarejo Ahmad Taufik.
Menurutnya, aktivitas tersebut masih terjaga, lantaran selama ini sudah banyak warga yang menemukan emas. Wujudnya bukan butiran emas seperti di daerah tambang, tetapi sudah berupa perhiasan. Seperti kalung, cincin, anting-anting, gelang dan pernak-pernik emas lainnya.“Kalau dipikir memang kelihatan aneh. Tetapi, kenyataannya memang itu betul terjadi dan bukti serta saksinya cukup banyak,” katanya.
Sebagian perhiasan yang ditemukan, masih ada yang disimpan warga. Namun, banyak di antaranya sudah hilang lantaran dijual pada pihak lain atau kolektor barang antik. Tidak semua wilayah Desa Banjarejo terdapat harta karun perhiasan emas. Selama ini, perhiasan emas itu banyak ditemukan di areal sawah yang masuk wilayah Dusun Medang. Wilayah inilah yang diyakini sebagai tempat berdirinya Kerajaan Medang Kamulan yang dulu dipimpin raja raksasa bernama Prabu Dewata Cengkar.“Kalau benda-benda peninggalan kerajaan, kebanyakan ditemukan di Dusun Medang. Kalau di luar itu biasanya berupa fosil binatang purba atau peralatan dari keramik,” jelas Taufik.
Beberapa warga ketika dimintai tanggapannya mengakui jika selama ini sudah banyak penemuan perhiasan di kawasan bekas Kerajaan Medang Kamulan tersebut. Terutama, saat datang musim hujan hingga menjelang masuknya masa tanam padi. Pada saat seperti ini, tanah di areal sawah sudah empuk lantaran tergenang air. Kondisi ini memudahkan warga untuk mendulang tanah guna mencari perhiasan.“Tanah sawah di sini masih tadah hujan, belum kena jaringan irigasi. Jadi, kalau mau mencari perhiasan memang lebih mudah ketika musim hujan seperti ini. Kalau musim kemarau, tanahnya sangat kering dan keras sekali hingga tidak bisa ditanami,” imbuh Martono, warga setempat.
Baca juga : Tentang Istana Kerajaan Medang Kamulan di Banjarejo, Begini Prediksi SupranaturalEditor : Kholistiono
Murianews,Grobogan - Sejak bertahun-tahun lalu ada aktivitas yang tidak lazim dilakukan para petani di Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus. Di mana, mereka ini terlihat melakukan kegiatan layaknya orang mencari emas di kawasan pertambangan.
Dengan menggunakan tempayan, para petani mendulang tanah sawah untuk mencari emas. Kegiatan seperti ini ternyata seperti sudah jadi semacam tradisi menjelang musim tanam padi. “Menjelang musim tanam padi memang banyak petani nyari emas di areal sawah. Kegiatan ini akan berakhir ketika benih padi sudah ditanam di areal sawah,” kata Kades Banjarejo Ahmad Taufik.
Menurutnya, aktivitas tersebut masih terjaga, lantaran selama ini sudah banyak warga yang menemukan emas. Wujudnya bukan butiran emas seperti di daerah tambang, tetapi sudah berupa perhiasan. Seperti kalung, cincin, anting-anting, gelang dan pernak-pernik emas lainnya.“Kalau dipikir memang kelihatan aneh. Tetapi, kenyataannya memang itu betul terjadi dan bukti serta saksinya cukup banyak,” katanya.
Sebagian perhiasan yang ditemukan, masih ada yang disimpan warga. Namun, banyak di antaranya sudah hilang lantaran dijual pada pihak lain atau kolektor barang antik. Tidak semua wilayah Desa Banjarejo terdapat harta karun perhiasan emas. Selama ini, perhiasan emas itu banyak ditemukan di areal sawah yang masuk wilayah Dusun Medang. Wilayah inilah yang diyakini sebagai tempat berdirinya Kerajaan Medang Kamulan yang dulu dipimpin raja raksasa bernama Prabu Dewata Cengkar.“Kalau benda-benda peninggalan kerajaan, kebanyakan ditemukan di Dusun Medang. Kalau di luar itu biasanya berupa fosil binatang purba atau peralatan dari keramik,” jelas Taufik.
Beberapa warga ketika dimintai tanggapannya mengakui jika selama ini sudah banyak penemuan perhiasan di kawasan bekas Kerajaan Medang Kamulan tersebut. Terutama, saat datang musim hujan hingga menjelang masuknya masa tanam padi. Pada saat seperti ini, tanah di areal sawah sudah empuk lantaran tergenang air. Kondisi ini memudahkan warga untuk mendulang tanah guna mencari perhiasan.
“Tanah sawah di sini masih tadah hujan, belum kena jaringan irigasi. Jadi, kalau mau mencari perhiasan memang lebih mudah ketika musim hujan seperti ini. Kalau musim kemarau, tanahnya sangat kering dan keras sekali hingga tidak bisa ditanami,” imbuh Martono, warga setempat.
Baca juga : Tentang Istana Kerajaan Medang Kamulan di Banjarejo, Begini Prediksi Supranatural
Editor : Kholistiono