Kamis, 20 November 2025


Ingatan Rizki terlihat jelas melompat ke belakang. Ia pun menceritakan perjuangan sebagai guru matematika penuh liku-liku dan tantangan. Pasalnya latar belakang keluarga yang pas-pasan sempat membuat dirinya putus asa untuk meneruskan pendidikan di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA).

”Kendala yang saya alami lebih banyak di finansialnya. Karena saya dari keluarga yang sederhana, saya tak memiliki cukup uang. Ayah saya hanya buruh pabrik dan gaji juga mungkin gak seberapa, hanya sekitar Rp 1,2 juta saja. Itupun tanggungannya banyak,” papar Kiki pangilan akrabnya kepada MuriaNewsCom Sabtu (7/4/2018).

Namun, tekat Kiki untuk menempuh pendidikan di SMA begitu besar. Karena prestasinya waktu SMP, dirinya mendapatkan beasiswa pendidikan selama tiga tahun dari Djarum.

”Dulu pas masuk SMA, daftar beasiswa di Djarum menggunakan nem ujian SMP sama nilai rapot, dan alhamdulillah dapat beasiswa selama tiga tahun,” lanjut gadis yang saat ini masih jomblo itu.

Lantaran dari latar belakang keluarga yang kurang mampu, saat masih duduk di bangku SMA ia selalu mendapatkan diskirminasi dari teman-teman sebayanya. Terutama saat harus melihat hingar bingar Kota Kretek.

”Saya lebih sering dikucilkan. Karena saya anak kurang mampu, tidak bisa diajak hangout teman-teman,” jelasnya.

Meskipun mendapatkan perilaku yang tidak menyenangkan dari teman-temannya. Tidak membut gadis kelahiran 1995 itu berputus asa. Dirinya bahkan semangat belajar untuk meraih prestasi di SMA.

”Saat saya kucilkan teman-teman saya tetap fokus belajar. Demi meraih prestasi beasiswa di pergurun tinggi nantinya,” tandasnya.Selulus dari SMU dirinya tidak pernah terpikir untuk bisa meneruskan pendidikan kejenjang perguruan tinggi. Selain faktor ekonomi, keluarganya juga masih memiliki tanggungan untuk menyekolahkan sang adik yang kala itu masih duduk di bangku kelas 6 sekolah dasar SD.Namun berkat usaha dan kerja keras, dirinya kembali berhsil mendapatkan beasiswa bidikmisi untuk melanjutkan keperguruan tinggi. Ia juga berhasil diterima di Universitas ternama di Semarang, Universitas Negeri Semarang jurusan pendidikan matematikan.”Saya lulus dari Unnes pada tahun 2016 yang lalu dengan prediktas Sarjana Pendidikan,” lanjut ceritanya.Kegigihannya untuk membuat bangga keluarganya dan membantu perekonomian keluarga. Selulus dari Sarjan, dirinya mencoba peruntuhan di Pulau Borneo untuk menjadi seorang tenaga pengajar. “Itu saya ikut seleksi PT. Best Agro International itu PT perkebunan sawit.  Dan keterima jadi saya langsung dikirim ke Kalimantan. Jadi guru di sekolah milik PT itu,” ungkapnya.Namun keberadaan di Kalimantn tidak bertahan lama, hanya bertahan 10 bulan sebelum kembali ke tanah kelahirannya di Kabupaten Kudus. “Karena saya rasa disana ilmu yang saya miliki kurang bisa berkembang karena faktor lingkungan juga,” imbuhnya.Akhirnya gadis yang statusnya masih jomblo kembali ke Pulau Jawa dan  mengajar di kelas 10 dan 11 di SMKs Wisudha Karya Kudus, yang kini menjadi tempat kerjanya.Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler