Jumat, 21 November 2025

Kerajinan mengukir ditekuni Heru sejak duduk di bangku kelas 5 MI (setara SD). Awalnya ia diam-diam menggunakan tatah milik ayahnya untuk mengukir kayu. Setelah itu, ia mengaku pernah juga diajari pamannya, Surahman Sodiq.


“Bapak saya juga seorang pengukir, namun ia mengukir gebyok. Saya dulunya diam-diam menggunakan tatah bapak. Saya juga pernah diajari mengukir paman saya. Saya diajari membuat asbak, dan lainnya,” jelas dia.


Berbagai macam ukuran ukiran wajah ia kerjakan. Mulai dari ukuran 30x25 cm, 30x40 , 50x70cm bingkai ukiran wajah. Hal itu tergantung pesanan pembeli.


“Tergantung pesanan. Kalau mintanya kecil biasanya 30x25 cm. Kalau ukuran besar 50x70cm,” katanya.




[caption id="attachment_145001" align="aligncenter" width="715"] Heru Suprayatno mengukir wajah tokoh pahlawan Diponegoro di rumahnya. (MuriaNewsCom/Dian Utoro Aji)[/caption]

Selain itu, untuk membuat pola gambar wajah tokoh yang akan dilukis kemudian ia cetak. Dari hasil cetakan wajah, kemudian ditempel di kayu. Baru kemudian diukir.

“Dalam proses pengerjaan biasanya membutuhkan waktu selama 4 hari. Itu termasuk finishing,” ungkapnya.

Bahan yang ia gunakan dari kayu jati. Sehingga untuk harganya relatif mahal. Disebutkan untuk harga mulai dari Rp 550 ribu hingga Rp 1.5 juta. Hal itu tergandung ukuran dan kerumitannya.

“Kalau harga tergantung ukuran, ukurn 30x50 cm itu patokan harga Rp 550.000, sedangkan kalau yang Rp 1,5 juta itu ukiran wajah yang berukuran 50x70cm,” tuturnya.

Dalam sebulan ia mendapatkan pesanan 4 hingga 6 ukiran wajah. Pesanan tidak hanya datang dari kota Kudus saja. Namun juga luar daerah Kudus. “Ada pesanan dari Cilapa, Jakarta, Makasar, bahkan ada yang luar negeri. Karena tetangga ada yang merantau di luar negeri,”jelasnya.

Tambahnya, rencana kedepan ia akan mengukir wajah tokoh idolanya. Ia merencanakan akan mengukir wajah Iwan Fals dan Gerry Musisi SID.

Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler