Debit Sumur Produksi PDAM Kudus Menyusut, 45 Ribu Pelanggan Terdampak
Dian Utoro Aji
Selasa, 14 Agustus 2018 18:15:01
Bahkan saat ini penyusutan semkain membesar, mencapai tiga liter per detik. Akibatnya, sekitar 45 ribu sambungan rumah mulai terdampak akibat penyusutan tersebut.
“Tekanan air ke pelanggan sedikit mengecil akibat pengurangan jumlah air baku. Saat ini kami memliki 52 sumur produksi, debitnya menurun antara 1-3 lier perdetik,” terang Direktur PDAM Kudus Ahmadi Syafa’, Selasa (14/8/2018).
Ia mengatakan, akibat debit berkurang level air pada sumur produksipun mengalami penurunan. Disebutkan dia, kondisi paling parah terjadi di beberapa sumur produksi.
“Di antaranya empat sumur produksi di Dukuh Kadilangon, Desa Gondangmanis; Dukuh Pondok dan sumur di komplek bak penampungan di Desa Bae, Kecamatan Bae, serta sumur produksi di Dukuh Paseran, Desa Margorejo Kecamatan Dawe,” jelasnya.
Saat ini, kata dia terpantau debit air sumur produksi di Kadilangon mengalami penurunan dari delapan liter perdetik menjadi lima liter perdetik. Kemudian di sumur Pondok dari 15 liter perdetik menjadi 12 liter perdik.Serta sumur produksi komplek reservoar dan Paseran masing-masing turun dari 10 liter perdetik menjdari delapan liter perdetik.“Karena level air turun, pompa yang ada di dalam sumur produksi, juga kami turunkan hingga di kedalaman 69 meter. Biaya untuk penurunan satu pompa air mencapai Rp 20 juta. Kalau ada empat sumur ya jadinya sekitar Rp 80 juta,” katanya.Ditambahkan, kondisi menurunnya debit air tidak membuat jumlah air baku yang diproduksi PDAM dikurangi. Hanya agar produksi berjalan stabil, perlu ditambah jam operasional dari 22 jam per hari menjadi 23 jam per hari. “Supaya jumlah produksi tetap sama seperti pada saat normalnya,” pungkasnya.
Editor : Ali Muntoha
Murianews, Kudus – Debit air pada puluhan sumur produksi Perusahaan Daerah Air Minuman (PDAM) Kabupaten Kudus mengalami penyusutan. Itu terjadi sejak awal musim kemarau dua bulan yang lalu.
Bahkan saat ini penyusutan semkain membesar, mencapai tiga liter per detik. Akibatnya, sekitar 45 ribu sambungan rumah mulai terdampak akibat penyusutan tersebut.
“Tekanan air ke pelanggan sedikit mengecil akibat pengurangan jumlah air baku. Saat ini kami memliki 52 sumur produksi, debitnya menurun antara 1-3 lier perdetik,” terang Direktur PDAM Kudus Ahmadi Syafa’, Selasa (14/8/2018).
Ia mengatakan, akibat debit berkurang level air pada sumur produksipun mengalami penurunan. Disebutkan dia, kondisi paling parah terjadi di beberapa sumur produksi.
“Di antaranya empat sumur produksi di Dukuh Kadilangon, Desa Gondangmanis; Dukuh Pondok dan sumur di komplek bak penampungan di Desa Bae, Kecamatan Bae, serta sumur produksi di Dukuh Paseran, Desa Margorejo Kecamatan Dawe,” jelasnya.
Saat ini, kata dia terpantau debit air sumur produksi di Kadilangon mengalami penurunan dari delapan liter perdetik menjadi lima liter perdetik. Kemudian di sumur Pondok dari 15 liter perdetik menjadi 12 liter perdik.
Serta sumur produksi komplek reservoar dan Paseran masing-masing turun dari 10 liter perdetik menjdari delapan liter perdetik.
“Karena level air turun, pompa yang ada di dalam sumur produksi, juga kami turunkan hingga di kedalaman 69 meter. Biaya untuk penurunan satu pompa air mencapai Rp 20 juta. Kalau ada empat sumur ya jadinya sekitar Rp 80 juta,” katanya.
Ditambahkan, kondisi menurunnya debit air tidak membuat jumlah air baku yang diproduksi PDAM dikurangi. Hanya agar produksi berjalan stabil, perlu ditambah jam operasional dari 22 jam per hari menjadi 23 jam per hari. “Supaya jumlah produksi tetap sama seperti pada saat normalnya,” pungkasnya.
Editor : Ali Muntoha