Peringati Hari Santri, Ini Pesan Bupati Kudus
Dian Utoro Aji
Senin, 22 Oktober 2018 10:58:38
Dalam sambutannya orang nomor satu di Kota Kretek itu mengatakan, di momen hari santri yang jatuh tiap tanggal 22 Oktober, umat Islam harusnya patut berbangga. Sebab, Hari Santri Nasional merupakan sebuah penghargaan untuk para santri.
"Apalagi mengingat sejarah masa lalu dalam upaya kemerdekaan bangsa Indonesia, peran kiai dan santri tak bisa dipungkiri. Para kiai dan santri itu tak hanya mementingkan golongannya semata, tetapi juga memikirkan cinta tanah air," terangnya.
[caption id="attachment_150680" align="alignnone" width="715"]

Peringatan Hari Santri Nasional di Lapangan Alun-alun Simpang Tujuh Kudus, Senin (22/10/2018). (MuriaNewsCom/Dian Utoro Aji).[/caption]
Bagi bupati Kudus, santri masa kini tidak hanya dimaknai sebagai orang yang belajar di pondok pesantren saja. Namun juga memiliki pikiran terbuka dan mampu menyebar perdamaian.
"Santri masa kini harus berpikiran terbuka dan menyebar agama Islam sebagai agama kedamaian dalam mewujudkan Indonesia rahmatan lil alamin," ujar bupati.Terlebih, sebagai masyarakat Kudus yang memiliki ajaran Bagus, Ngaji dan Dagang (Gusjigang) yang disebarkan oleh Sunan Kudus, maka para santri diharapkan mampu mempraktikkan filosofi tersebut di masa sekarang maupun masa mendatang,"Bagus artinya kita memiliki sikap dan sifat yang halus dan baik, Ngaji artinya tidak hanya mengaji al Quran tetapi juga punya semangat belajar dan berpikiran terbuka dan dagang menjadi simbol untuk masyarakat Kudus agar mampu berusaha dan berwirausaha," tutupnya.Hadir pada kesempatan tersebut wakil bupati Kudus, Sekda Kudus, Dandim 0722/Kudus, Kapolres Kudus, Ketua DPRD Kudus dan pimpinan OPD Kudus.
Editor: Supriyadi
Murianews, Kudus - Bupati Kudus M. Tamzil memimpin upacara Hari Santri Nasional di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus, Senin (22/10/2018). Ia memimpin upacara dengan mengenakan sarung, baju koko, peci dengan ikat kepala. Hal itu menambah semarak momen peringatan hari santri.
Dalam sambutannya orang nomor satu di Kota Kretek itu mengatakan, di momen hari santri yang jatuh tiap tanggal 22 Oktober, umat Islam harusnya patut berbangga. Sebab, Hari Santri Nasional merupakan sebuah penghargaan untuk para santri.
"Apalagi mengingat sejarah masa lalu dalam upaya kemerdekaan bangsa Indonesia, peran kiai dan santri tak bisa dipungkiri. Para kiai dan santri itu tak hanya mementingkan golongannya semata, tetapi juga memikirkan cinta tanah air," terangnya.
[caption id="attachment_150680" align="alignnone" width="715"]

Peringatan Hari Santri Nasional di Lapangan Alun-alun Simpang Tujuh Kudus, Senin (22/10/2018). (MuriaNewsCom/Dian Utoro Aji).[/caption]
Bagi bupati Kudus, santri masa kini tidak hanya dimaknai sebagai orang yang belajar di pondok pesantren saja. Namun juga memiliki pikiran terbuka dan mampu menyebar perdamaian.
"Santri masa kini harus berpikiran terbuka dan menyebar agama Islam sebagai agama kedamaian dalam mewujudkan Indonesia rahmatan lil alamin," ujar bupati.
Terlebih, sebagai masyarakat Kudus yang memiliki ajaran Bagus, Ngaji dan Dagang (Gusjigang) yang disebarkan oleh Sunan Kudus, maka para santri diharapkan mampu mempraktikkan filosofi tersebut di masa sekarang maupun masa mendatang,
"Bagus artinya kita memiliki sikap dan sifat yang halus dan baik, Ngaji artinya tidak hanya mengaji al Quran tetapi juga punya semangat belajar dan berpikiran terbuka dan dagang menjadi simbol untuk masyarakat Kudus agar mampu berusaha dan berwirausaha," tutupnya.
Hadir pada kesempatan tersebut wakil bupati Kudus, Sekda Kudus, Dandim 0722/Kudus, Kapolres Kudus, Ketua DPRD Kudus dan pimpinan OPD Kudus.
Editor: Supriyadi