Rabu, 19 November 2025


Hal itu disampaikan Hartopo saat menghadiri tasyakuran dan sarasehan HUT ke-72 Koperasi Kabupaten Kudus di aula Dekopinda Komplek Perkantoran Mejobo Kudus, Selasa (16/7/2019).

Ia mengatakan, tak jarang koperasi terkesan liar. Pasalnya, bunga yang diterapkan di masing-masing koperasi berbeda-beda. Ada yang bunganya lima persen, namun ada pula yang bunganya 10 persen bahkan lebih.

“Akibatnya, di masyarakat, koperasi terkesan menjadi lintah darat. Kasihan koperasi yang bunganya hanya satu persen,” katanya.

Ia menyebutkan, di Kudus ini ada sebuah asosiasi yang membawahi koperasi. Salah satunya Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kabupaten Kudus. Karena itu, ia meminta untuk memaksimalkan kinerja dewan koperasi tersebut.

“Selama ini ada komunitas dan ada juga asosiasasi, tapi tidak efektif. Untuk itu, saya harap pertemuan seperti ini tidak hanya saat hari ulang tahun saja. Lebih lebih bisa tiga bulan atau setengah tahun sekali dengan mengundang semua perwakilan koperasi,” ungkapnya.

Melalui pertemuan tersebut diharapkan terjadi kesamaan di masing-masing koperasi. Tidak ada lagi yang namanya bersaing tidak sehat.
Melalui pertemuan tersebut diharapkan terjadi kesamaan di masing-masing koperasi. Tidak ada lagi yang namanya bersaing tidak sehat.“Melalui pertemuan ini kalau sering diadakan kan bisa mencari solusi. Seperti cara memberikan kredit tanpa agungan, memberikan cara menangangani apabila ada kredit macet, bagaimana untuk menentukan bunga minimal dan bunga maksimal. Sehingga sama merata,” katanya.Sementara itu, Ketua Dekopinda Kudus Kasbun Soemitardja menyambut baik saran Wakil Bupati Kudus tersebut. Untuk anggota Dekopinda Kabupaten Kudus saat ini ada 100-an koperasi yang tergabung.“Kami sambut baik. Kami harapkan nuansa baru cara kerja baru koperasi yang ada sekarang ini,” ungkapnya. Reporter: Dian Utoro AjiEditor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler