Rabu, 19 November 2025


Salah satu sopir angkot, Narto mengaku penghasilan yang ia dapatkan dari hari ke hari selalu turun. Semula sebelum ada ojek online, penumpang bisa penuh. Namun sekarang sudah tidak bisa. Parahnya lagi, penumpang yang didominasi anak sekolah sekarang lebih memilih untuk menggunakan ojek online.

“Sehari saja Rp 25 ribu ndak dapat. Sulitnya bukan main. Belum lagi ada setoran yang lain. Terus kita makan apa,” keluhannya saat mengikuti penyuluhan pengusaha dan pengemudi angkutan orang dan barang, Selasa (13/11/2019).

Hal tersebut membuat para sopir angkot waswas. Apalagi pemkab dalam hal ini Dishub tak pernah memberikan kejelasan terkait ojek online ke sopir angkot. Terutama aturan yang mengikat ojek online supaya tak merugikan sopir angkot.

“Aturan ojek online ini tidak ada. Kami harap pemkab bisa bersikap adil. Jangan sampai ojek online semakin berkembang tanpa aturan sementara kami dirugikan,” tegasnya.

Hal senada juga diungkapkan Solehadi. Sopir angkot yang sudah mengemudikan kuda besi puluhan tahun itu juga mengaku penghasilannya tak menentu sejak ojek online beroperasi. Parahnya lagi, banyak warga dan sopir angkot yang beralih menggunakan menggunakan ojek online. Baik sepeda motor atau kendaraan mobil.

“Kendaraan online lebih melenggang bebas. Itu tidak ada aturannya. Ini jelas mengurangi pemasukan bagi kami,” ungkapnya.
“Kendaraan online lebih melenggang bebas. Itu tidak ada aturannya. Ini jelas mengurangi pemasukan bagi kami,” ungkapnya.Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Kudus Abdul Halil mengakui, masalah ojek online sebenarnya tak hanya dialami di Kudus saja. Di kota-kota lain juga sama, bahkan skalanya secara nasional. Terlebih lagi, ia mengakui belum ada petunjuk yang jelas dari pemerintah pusat.“Kita harapkan tetap bisa menjaga kondisi di Kudus agar kondusfi. Tidak ada gesekan angkutan dengan ojek online,” ungkapnya.Meskipun demikian, ia mengaku untuk bisa beralih ke angkutan umum para sopir diajak untuk tertib. Baik berlalu lintas dan tidak melanggar trayek. Sehingga hal ini diharapkan akan menjadi daya tarik sendiri bagi warga untuk menggunakan transportasi angkutan umum. Reporter: Dian Utoro AjiEditor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler