Ajarkan Demokrasi, Bapak di Kudus Ini Suruh Anaknya Jadi Lawan di Pilkades
Dian Utoro Aji
Selasa, 19 November 2019 12:46:31
Hal itu terjadi di Desa Tenggeles, Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus. Bapak bernama Amin Santoso (51) yang mengantongi nomor urut 1 bersaing dengan anak kandungnya Sheila Zara Zakia (26) untuk sama-sama berebut kursi kepala desa.
Amin menjelaskan, pihaknya sengaja memilih anaknya untuk bersama-sama mencalonkan diri sebagai calon kades dengan tujuan mengajarkan demokrasi pada generasi muda. Meski hanya ada dua calon, ia yakin anaknya bisa memahami arti demokrasi.
"Saya sudah berumur 51 tahun, sudah waktunya pensiun. Mungkin banyak orang yang berfikir ini hanya akal-akalan supaya tak musuh kotak. Tapi niatan saya hanya untuk mengajarkan anak saya demokrasi," jelasnya.
Calon kades incumbent ini menceritakan, awal mula pendaftaran memang sudah sepakat untuk mendaftar bersama anak. Apalagi, syarat untuk mencalonkan minimal ada dua calon kades.
"Akhir kami berdua mencalonkan diri. Awalnya saya juga berharap ada calon lagi, tapi ternyata tidak ada. Karena itu apapaun hasilnya, akan saya terima," ungkapnya.
Ia menyebutkan, jika anaknya terpilih, ia pun akan dengan lapang dada menerima hasil tersebut. Namun jika ia kembali terpilih, ia juga mengaku siap mengemban amanah masyarakat Tenggeles.
"Kita ndak muluk-muluk. Initnya apa yang ada di kami ini untuk masyarakat. Sehingga Tenggeles menjadi desa yang adil dan makmur," ucapnya ayah dua anak itu.
"Kita ndak muluk-muluk. Initnya apa yang ada di kami ini untuk masyarakat. Sehingga Tenggeles menjadi desa yang adil dan makmur," ucapnya ayah dua anak itu.Sementara itu, Sheila Zara Zakia, calon kades nomor urut 2 yang juga anak pertama Amin Santoso mengatakan, niatkanya untuk mencalonkan diri yakni mendampingi bapaknya. Apalagi ada peraturan yang mengharuskan minimal ada dua calon kades."Niatan awal memang untuk mendapingi bapak. Sengaja daftar untuk jaga-jaga kalau ndak ada pesaing lain. Sampai akhir, ternyata memang ndak ada yang daftar. Mau ndak mau harus maju," terangnya.Meskipun begitu ia mengaku siap menang dan siap kalah. Jika menang tentunya ia mengaku memiliki visi untuk memajukan Desa Tenggeles."Ya pastinya itu melanjutkan program bapak yang belum terlaksana. Seperti pembangunan infrastruktur dan memajukan masyarakat. Semoga saja bisa," tambahnya. Reporter: Dian Utoro AjiEditor: Supriyadi
MURIANEWS.com, Kudus - Ada pemandangan menarik dalam pelaksanaan pilkades serentak di Kudus, Selasa (19/11/2019). Ini lantaran pasangan Bapak dan anak bareng-bareng mencalonkan diri sebagai kepala desa (kades).
Hal itu terjadi di Desa Tenggeles, Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus. Bapak bernama Amin Santoso (51) yang mengantongi nomor urut 1 bersaing dengan anak kandungnya Sheila Zara Zakia (26) untuk sama-sama berebut kursi kepala desa.
Amin menjelaskan, pihaknya sengaja memilih anaknya untuk bersama-sama mencalonkan diri sebagai calon kades dengan tujuan mengajarkan demokrasi pada generasi muda. Meski hanya ada dua calon, ia yakin anaknya bisa memahami arti demokrasi.
"Saya sudah berumur 51 tahun, sudah waktunya pensiun. Mungkin banyak orang yang berfikir ini hanya akal-akalan supaya tak musuh kotak. Tapi niatan saya hanya untuk mengajarkan anak saya demokrasi," jelasnya.
Calon kades incumbent ini menceritakan, awal mula pendaftaran memang sudah sepakat untuk mendaftar bersama anak. Apalagi, syarat untuk mencalonkan minimal ada dua calon kades.
"Akhir kami berdua mencalonkan diri. Awalnya saya juga berharap ada calon lagi, tapi ternyata tidak ada. Karena itu apapaun hasilnya, akan saya terima," ungkapnya.
Ia menyebutkan, jika anaknya terpilih, ia pun akan dengan lapang dada menerima hasil tersebut. Namun jika ia kembali terpilih, ia juga mengaku siap mengemban amanah masyarakat Tenggeles.
"Kita ndak muluk-muluk. Initnya apa yang ada di kami ini untuk masyarakat. Sehingga Tenggeles menjadi desa yang adil dan makmur," ucapnya ayah dua anak itu.
Sementara itu, Sheila Zara Zakia, calon kades nomor urut 2 yang juga anak pertama Amin Santoso mengatakan, niatkanya untuk mencalonkan diri yakni mendampingi bapaknya. Apalagi ada peraturan yang mengharuskan minimal ada dua calon kades.
"Niatan awal memang untuk mendapingi bapak. Sengaja daftar untuk jaga-jaga kalau ndak ada pesaing lain. Sampai akhir, ternyata memang ndak ada yang daftar. Mau ndak mau harus maju," terangnya.
Meskipun begitu ia mengaku siap menang dan siap kalah. Jika menang tentunya ia mengaku memiliki visi untuk memajukan Desa Tenggeles.
"Ya pastinya itu melanjutkan program bapak yang belum terlaksana. Seperti pembangunan infrastruktur dan memajukan masyarakat. Semoga saja bisa," tambahnya.
Reporter: Dian Utoro Aji
Editor: Supriyadi
